Koster Sentil Putu Artha: Politik Harus Beretika
Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster akhirnya buka suara menanggapi serangan bertubi-tubi Putu Artha, mantan Ketua KPU Bali, yang belakangan gencar mengkritiknya, termasuk dalam program podcast Jeg Bali. Dengan nada tenang namun penuh sindiran, Koster mengingatkan bahwa dunia politik tidak semestinya diisi dengan sikap tidak tahu diri.
“Dulu, saya yang membantu dia habis-habisan sampai akhirnya terpilih jadi Komisioner KPU RI. Sekarang, setelah saya jadi Gubernur, justru dia yang menyerang terus. Kalau mau jadi politisi, jangan begitu. Harus punya etika,” kata Koster saat menjawab pertanyaan wartawan di sela-sela kegiatan di Denpasar, Senin (11/08/2025)
Koster juga menyentil rekam jejak Putu Artha yang pernah maju sebagai calon DPR-RI namun gagal terpilih di daerah pemilihan Sulawesi Tengah pada Pemilu tahun 2019 dan tahun 2024. Tidak maju dari Provinsi Bali disebut-sebut lantaran tidak punya pendukung.
“Rekam jejaknya sudah jelas. Pernah nyaleg, tapi masyarakat tidak memilih. Mungkin itu yang membuatnya lebih banyak bersuara di media dan podcast, ketimbang menunjukkan karya nyata,” pungkasnya.
Tak hanya soal kritik politik, Koster menilai serangan pribadi yang dilancarkan Putu Artha sudah kelewatan, terutama ketika menyeret nama istrinya sebagai buzzer Koster.
“Menyebut istri saya sebagai buzzer itu tindakan tidak etis. Wajar kalau istri saya membela saya ketika saya diserang bertubi-tubi. Itu manusiawi. Dia bukan buzzer, dia istri saya,” tegasnya.
Dalam kesempatan itu, Koster juga mengingatkan publik agar tidak mudah terprovokasi oleh konten yang sengaja dikemas untuk menggiring opini.
“Sekarang banyak yang menggunakan media sosial dan podcast untuk framing yang menyesatkan. Masyarakat harus cerdas memilah informasi, karena tidak semua yang terdengar lantang itu benar,” tandasnya.
Dengan pernyataan ini, Koster tidak hanya mematahkan narasi Putu Artha, tetapi juga mengembalikan sorotan publik pada rekam jejak dan konsistensi seorang tokoh yang kerap berbicara keras, namun minim bukti kontribusi nyata.
“Kalo mau maju calon lagi Pemilu 2029, berbuatlah dengan simpatik, tunjukkan prestasi kepada masyarakat, maju dari Bali agar masyarakat memilih nanti. Saya pun mendoakan agar Putu Artha terpilih menjadi anggota DPR RI atau DPD RI mewakili masyarakat Bali,” tutup Koster.

Tinggalkan Balasan