Klungkung – Denyut seni dan budaya Klungkung kembali menggema di Panggung Terbuka Alun-alun Ida Dewa Agung Jambe, Semarapura, melalui gelaran Aksiku 2025 (Atraksi Melestarikan Seni dan Kebudayaan Daerah Kabupaten Klungkung). Acara yang berlangsung 16–18 Oktober ini resmi dibuka oleh Bupati Klungkung I Made Satria, didampingi Wakil Bupati Ida Dalem Semaraputra, Ny. Eva Satria, serta jajaran Forkopimda Klungkung, Kamis (16/10) malam.

Pembukaan Aksiku tahun ini dimeriahkan dengan Lomba Gong Kebyar Wanita dan Lomba Baleganjur Ngarap, dua kompetisi yang menggugah semangat generasi muda untuk menyalakan kembali api kreativitas seni daerah. Pada hari pertama, tampil dua sekaa gong kebyar wanita yakni Satya Ananda Swari Duta Kecamatan Dawan dan Gili Semara Jeroan Duta Kecamatan Nusa Penida.

Baca Juga  Pemkab Klungkung Gelar Upacara Peringatan Hari Kesaktian Pancasila 2025

Mereka menampilkan berbagai tabuh dan tari kreasi baru, mulai dari Tabuh Lelambatan Sinar Jiwani hingga Tari Merak Anggelo. Aksi para penabuh dan penari muda ini disambut tepuk tangan meriah penonton yang memadati alun-alun.

Dalam sambutannya, Bupati Satria mengapresiasi seluruh pihak yang berperan dalam terselenggaranya Aksiku 2025. Ia menegaskan pentingnya kegiatan ini sebagai ruang berkreasi sekaligus menjaga eksistensi seni dan budaya daerah.
“Semangat dari even ini adalah berkreasi dan berinovasi tanpa henti. Kita tidak boleh berdiam diri, karena seni dan budaya harus terus hidup di hati masyarakat Klungkung,” ujar Bupati Satria.

Kepala Dinas Kebudayaan Klungkung Ketut Suadnyana menambahkan, Aksiku menjadi momentum penting dalam pelestarian seni dan budaya lokal. Tahun ini, untuk pertama kalinya digelar Lomba Gong Kebyar Wanita, dengan dominasi peserta dari kalangan remaja tiap kecamatan. Selain itu, lomba Baleganjur Ngarap tingkat SMP se-Kabupaten Klungkung juga turut memeriahkan acara dengan melibatkan sembilan sekaa dari seluruh kecamatan.

Baca Juga  Menuju Klungkung Sehat: Bupati Satria Genjot Sinergi OPD Capai Cakupan Kesehatan Universal

Puncak kegiatan Aksiku ditandai dengan penyerahan Sertifikat Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) kepada penerimanya, di antaranya Barong Swari dari Desa Adat Jumpai, Mebayang-bayang dari Desa Adat Sengkiding, Aci Sanghyang Grodog dari Desa Adat Lembongan, dan Nyepi Segara dari Desa Adat Kusamba.

Dengan semangat “Mahottama”, Klungkung terus meneguhkan diri sebagai garda pelestari warisan budaya Bali yang adi luhung dan abadi lintas generasi.