Sindikat Bersenjata Teror Bali: Influencer Rusia Diculik, Disiksa, dan Diperas Rp16 Miliar
Denpasar – Pulau Dewata kembali diguncang kabar mencekam. Seorang influencer asal Rusia, Sergeii Domogatsky, yang dikenal luas dengan nama Mr. Terimakasih, menjadi korban penculikan, pemerasan, dan penyiksaan brutal oleh kelompok bersenjata yang diduga bagian dari sindikat internasional.
Peristiwa itu terjadi dua hari lalu, saat Sergeii melaju dengan sepeda motor pada malam hari. Tanpa diduga, sebuah mobil Alphard hitam menghadang laju kendaraannya. Dua pria berpakaian menyerupai polisi menariknya paksa ke dalam mobil. “Saya dibawa ke sebuah rumah di daerah Bukit. Di sana saya dipukuli dan disiksa dengan stun gun. Kepala saya ditutup kantong dan saya dicekik selama tiga jam,” ungkap Sergeii melalui akun media sosialnya.
Menurut Sergeii, para pelaku menaruh pistol dan bubuk mencurigakan di tangannya, lalu memaksanya mentransfer uang sebesar 1 juta dolar AS (sekitar Rp16 miliar) dengan ancaman akan memenjarakannya. “Kemudian datang tiga warga negara Rusia. Mereka memukuli, mencekik, dan menyetrum saya. Mereka bilang akan membunuh saya kalau tidak bayar,” ujarnya.
Usai disiksa, Sergeii dibuang di area ladang dekat Hotel Kempinski, dalam kondisi lemah dan trauma. Ia kemudian melapor ke Polda Bali dengan nomor laporan STTLP/732/X/2025/SPKT/POLDA BALI, tertanggal 19 Oktober 2025. “Ini dilakukan geng lama. Sudah lebih dari 20 orang jadi korban mereka,” tegas Sergeii.
Pola Kejahatan Berulang di Bali
Selama satu tahun terakhir, sejumlah warga negara asing di Bali melaporkan kasus serupa—penculikan, pemerasan, dan penyiksaan dengan modus menyamar sebagai aparat penegak hukum. Para pelaku mengenakan seragam, membawa senjata api, borgol, bahkan dokumen palsu untuk meyakinkan korban.
Beberapa kasus yang tercatat menunjukkan pola identik:
• Canggu (14 Juli 2025): Pasangan WNA asal Rusia dan Kazakhstan diserang di vila, diikat, disiksa, dan dipaksa membuka crypto wallet. Kerugian mencapai USD 736.000 (Rp12 miliar).
• Jimbaran (9 Juli 2025): Empat pelaku berpakaian seperti petugas Imigrasi memeras WNA Rusia sebesar USD 150.000 (Rp2,4 miliar).
• Mengwi (27 Juni 2025): WNA asal Ukraina dipukul dan dipaksa mentransfer aset crypto senilai USD 30.000 (Rp500 juta).
• Ungasan–Ubud (15 Desember 2024): Dua WNA Rusia disergap dan kehilangan crypto senilai USD 214.000 (Rp3,5 miliar).
• Jimbaran (25 November 2024): WNA Rusia, Gleb Vedovin, diculik dan disiksa. Pelaku merampas aset crypto USD 200.000 (Rp3,3 miliar).
Sindikat Kriminal Lintas Negara
Dari kesaksian para korban, pelaku berkomunikasi dalam bahasa Rusia, Ukraina, Chechnya, Arab, dan Indonesia. Hal ini memperkuat dugaan bahwa jaringan ini merupakan sindikat kriminal lintas negara yang menyasar turis, investor, hingga pemilik aset digital.
Para korban juga mencurigai adanya kebocoran data pribadi, termasuk lokasi vila dan informasi keuangan, yang digunakan pelaku untuk menentukan target.
Ancaman bagi Keamanan dan Reputasi Bali
Rangkaian kasus ini menimbulkan kekhawatiran serius terhadap keamanan wisatawan asing dan iklim investasi di Bali. Jika tidak diusut tuntas, reputasi Bali sebagai destinasi wisata dunia yang aman bisa tercoreng, sekaligus menggerus kepercayaan internasional terhadap sistem hukum Indonesia.
Tanpa penegakan hukum yang cepat dan transparan, sindikat ini berpotensi terus berkembang dan merusak stabilitas investasi di sektor pariwisata dan properti.

Tinggalkan Balasan