35.750 Pohon Ditanam, Bali Rayakan Tumpek Wariga dengan Napas Alam yang Baru
Denpasar – Dalam semangat merawat alam dan melestarikan kearifan lokal, Pemerintah Provinsi Bali menggelar kegiatan Gotong Royong Semesta Berencana dengan menanam 35.750 pohon di berbagai wilayah Pulau Dewata, Sabtu (26/10/2025). Kegiatan ini menjadi bagian dari peringatan Rahina Tumpek Wariga, hari suci yang dimaknai sebagai bentuk penghormatan terhadap tumbuh-tumbuhan.
Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan, pelaksanaan Gotong Royong Semesta Berencana bukan sekadar seremoni, melainkan wujud nyata penerapan kearifan lokal Wana Kerthi, yaitu upaya menjaga keseimbangan alam melalui penghijauan dan pelestarian lingkungan.
“Pada hari suci Tumpek Wariga, kita bersyukur dan berterima kasih kepada tumbuh-tumbuhan karena sifatnya yang selalu memberi bagi kehidupan manusia. Dari oksigen yang kita hirup, hingga sayur dan buah yang kita nikmati, semua itu anugerah dari alam,” ujar Koster.
Ia mengajak masyarakat Bali untuk tidak hanya menikmati hasil dari alam, tetapi juga ikut menanam dan menjaga ekosistem agar tetap lestari.
“Wana Kerthi mengajarkan kita agar tidak hanya mengambil, tetapi juga memberi kembali dengan menanam pohon. Dengan begitu, keseimbangan alam akan terus terjaga,” tambahnya.
Kegiatan ini melibatkan 29.282 peserta dari berbagai unsur, meliputi ASN pemerintah provinsi dan kabupaten/kota, TNI, Polri, masyarakat adat, pelajar, mahasiswa, hingga komunitas lingkungan. Total luasan penanaman mencapai 591,39 hektar dengan beragam jenis bibit, di antaranya tanaman goa, kayu, upacara, kelapa, dan tanaman konservasi.
Sebanyak 25 jenis pohon ditanam, meliputi jepun, jempiring, sandat, pucuk merah, cempaka, durian, alpukat, nangka, kelapa, klengkeng, sukun, mangga, pule, cemara, beringin, tembesi, mahoni, tabebuya, jati, ketapang kencana, dan ketapang laut.
Selain menanam pohon, aksi gotong royong ini juga mencakup pembersihan daerah aliran sungai (DAS) di sejumlah titik strategis. Gubernur Koster menjelaskan, kegiatan pembersihan difokuskan di tiga sungai utama, yakni Tukad Ayung sepanjang 71,79 km, Tukad Badung sepanjang 19,6 km, dan Tukad Mati sepanjang 22,4 km.
“Untuk wilayah lain seperti Jembrana, Buleleng, Karangasem, dan Klungkung, pembersihan dilakukan di DAS prioritas masing-masing daerah sesuai tingkat kerawanan bencana,” jelasnya.
Koster menambahkan, langkah ini merupakan upaya antisipasi menghadapi musim hujan yang diperkirakan mencapai puncaknya pada November 2025 hingga Februari 2026.
“Saya telah berkoordinasi dengan Kepala BMKG. Beliau menyampaikan potensi hujan lebat dalam beberapa bulan ke depan. Karena itu, kita bergerak lebih awal agar tidak terjadi banjir seperti sebelumnya,” tegasnya.
Melalui kegiatan Gotong Royong Semesta Berencana ini, Bali kembali meneguhkan jati dirinya sebagai pulau yang hidup selaras dengan alam—menanam harapan, memelihara keseimbangan, dan menghirup napas hijau kehidupan.

Tinggalkan Balasan