DENPASAR – Kepala Lembaga Pemasyarakatan (Kalapas) Kelas IIA Kerobokan, Hudi Ismono, melaksanakan audiensi penting di Kantor Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali pada Jumat (31/10/2025). Kalapas, didampingi Kepala Seksi Bimbingan Kerja (Kasi Bimker) Boy Guntur Sagara dan staf, disambut langsung oleh Kepala Dinas, Dr. I Wayan Sunada, S.P., M.Agb. Agenda utama pertemuan tersebut adalah memperkenalkan Proyek Perubahan Lapas, yaitu SAE LEMBAH HIJAU, sebuah inovasi yang memanfaatkan lahan terbatas di Lapas sebagai sarana rehabilitasi dan kontribusi nyata terhadap ketahanan pangan.

Pertemuan tersebut berfokus pada diskusi mendalam mengenai masa depan pertanian modern di Bali, khususnya dalam konteks keterbatasan lahan. Kalapas Hudi Ismono memaparkan bahwa ‘SAE LEMBAH HIJAU’ dirancang sebagai respons cerdas terhadap tantangan tersebut. “Keterbatasan lahan tidak boleh menjadi penghalang untuk berkarya. Kami menggunakan setiap jengkal lahan yang ada di Lapas Kerobokan untuk membuktikan bahwa Warga Binaan bisa menjadi subjek yang produktif,” ujar Kalapas Hudi Ismono. Inovasi ini diwujudkan melalui pembekalan keterampilan pertanian aplikatif yang bertujuan mentransformasi Warga Binaan menjadi SDM produktif dan berdaya saing di sektor pertanian pasca-integrasi, sejalan dengan visi pembangunan berkelanjutan.

Baca Juga  Lukisan Presiden Prabowo dari Lapas Kerobokan Jadi Sorotan di IPPAfest 2025

Menanggapi paparan tersebut, Dr. I Wayan Sunada menggarisbawahi pentingnya inisiatif ini. Beliau menekankan bahwa program ‘SAE LEMBAH HIJAU’ sepenuhnya sejalan dengan Visi Pertanian Organik Bali yang diamanatkan oleh Peraturan Daerah Provinsi Bali Nomor 8 Tahun 2019, serta turut mendukung upaya Pemerintah Pusat dalam mewujudkan Ketahanan Pangan Nasional dan Asta Cita Presiden RI terkait pemberdayaan SDM. Atas kesamaan visi tersebut, Kepala Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan Provinsi Bali menyatakan dukungan penuh terhadap keberlanjutan Proyek Perubahan ‘SAE LEMBAH HIJAU’ sebagai model percontohan Lapas produktif.