DENPASAR – Deskranasda Bali Fashion Week (DBFW) 2025 akan digelar kembali tahun ini. Kali ini, DBFW akan dilaksanakan selama 14 hari. Ajang ini diharapkan dapat menguatkan ekosistem fashion di Bali.

Hal tersebut terungkap saat rapat persiapan pelaksanaan DBFW Sesi 2, Jumat (21/11/2025). Turut hadir Ketua Deskranasda Bali Putri Suastini Koster.

Dalam kesempatan itu, Putri Koster menekankan pentingnya penguatan ekosistem fashion Bali, mulai dari desainer, penenun, perajin aksesori, hingga para model dan pelaku kreatif lainnya.

Meskipun dengan anggaran terbatas, DBFW 2025 direncanakan berjalan hingga 14 hari, menunjukkan bahwa sektor fashion memiliki potensi besar dalam menggerakkan rantai ekonomi di Bali.

Putri Koster mengatakan bahwa penguatan desainer berarti mengangkat seluruh pendukungnya, mulai dari penenun, tukang jahit, model, hingga koreografer dan komposer.

Baca Juga  JMSI Bali Gelar Diskusi Publik Bahas Isu Sampah di Pulau Dewata

“Inilah circle yang harus kita jaga melalui karya desainer. Dengan kegiatan ini, ekonomi di berbagai sektor bergerak,” ujarnya.

Putri Koster juga menekankan bahwa desainer bukan hanya pemilik brand, tetapi harus menghasilkan busana yang benar-benar dipakai masyarakat dan beredar di pasaran.

Suasana fashion show di Bali pun diharapkan lebih segar dengan menampilkan busana yang berani dipakai dan relevan.

Pendamping orang nomor satu di Bali ini juga menyoroti pentingnya kompetensi dasar seorang desainer, termasuk kemampuan membuat pola dasar, pecah mode, merancang aksesori, hingga memahami karakter pemakai.

Putri juga mengingatkan bahwa untuk kategori anak-anak, penampilan model harus disesuaikan dengan usia mereka, termasuk dari segi busana, sepatu, dan riasan.

Dalam pertemuan kali ini, Putri juga kembali menekankan pentingnya menjaga keberadaan kain tenun Bali, mengingat hampir 80 persen kain tenun yang beredar di pasaran bukan hasil tenun penenun asli Bali, melainkan diproduksi di luar Bali. Kondisi ini dinilai tidak hanya berdampak pada perajin lokal, tetapi juga mengancam kelestarian wastra Bali.

Baca Juga  Putri Koster Ajak Anak Muda Pilah Sampah dari Sumbernya

Sementara itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Kadisperindag) Provinsi Bali sekaligus Ketua Harian Dekranasda Provinsi Bali, I Gusti Ngurah Wiryanata, menyampaikan bahwa berbagai kekurangan pada sesi pertama telah dievaluasi dan akan diperbaiki pada sesi kedua.

Kadisperindag menegaskan bahwa tema besar “Wastra Hitakara” tetap menjadi pedoman untuk menjaga identitas wastra Bali sekaligus meningkatkan kualitas penyelenggaraan DBFW 2025.

Selama tujuh hari pelaksanaan sesi kedua, DBFW 2025 akan menampilkan desainer terpilih Dekranasda seperti Turah Mayun, Taksu Design, dan Body and Mind, disertai koleksi dari Ketua Dekranasda serta fashion show dari desainer umum.

Keterlibatan instansi vertikal, perguruan tinggi, TP PKK, TP Posyandu, Pakis, BUMN, BUMD, perangkat daerah, dan komunitas Pokli turut memberi warna pada penyelenggaraan acara.

Baca Juga  Putri Koster: Jangan Pilih Kepala Desa yang Tak Bisa Kelola Sampah!

Busana yang ditampilkan meliputi busana kasual, busana kerja, busana dewasa dan anak-anak, serta dilengkapi aksesori dari Puspa Mega, Darmawan Silver, Bara Silver, dan tas Geocraft. Kegiatan DBFW 2025 Sesi 2 juga akan dirangkai dengan Fashion Photography Competition.

Seluruh karya yang ditampilkan diwajibkan menggunakan bahan baku kain tenun tradisional Bali atau material yang mencerminkan kekhasan fesyen Bali.

Menutup rapat kali ini, Putri Koster mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk menjadikan DBFW 2025 Sesi 2 sebagai ruang kolaborasi yang tidak hanya memajukan kreativitas, tetapi juga memperkuat keberlanjutan ekosistem fesyen Bali serta menjaga kelestarian wastra Bali.