Denpasar – Gubernur Bali Wayan Koster menegaskan bahwa narasi “Bali sepi” tidak sesuai dengan data. Hingga 26 Desember 2025, jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) ke Bali tercatat meningkat sekitar 600 ribu orang dibanding periode yang sama tahun 2024.

Pernyataan itu disampaikan Koster saat meninjau kesiapan pelayanan di Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai bersama para pemangku kepentingan, menjelang puncak arus libur Natal dan Tahun Baru, minggu 28 Desember 2025.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil rapat dan perbandingan data, pada tahun 2024 jumlah kunjungan wisatawan mancanegara ke Bali mencapai 6,3 juta orang. Sementara pada tahun 2025, hingga 26 Desember, jumlahnya telah mencapai 6,9 juta orang.

“Jadi sudah meningkat sekitar 600 ribu wisatawan mancanegara sampai dengan tanggal 26 Desember 2025,” ujar Koster.

Menurutnya, angka tersebut masih berpotensi bertambah hingga akhir tahun. Dalam lima hari terakhir menuju 31 Desember, rata-rata kedatangan wisman berkisar 23–24 ribu orang per hari, bahkan berpeluang lebih tinggi menjelang pergantian tahun.

Baca Juga  Warga Klungkung Sebut Luar Biasa, Koster Lanjutkan Proyek PKB Tanpa APBD

“Kalau kita gunakan patokan 24 ribu dikali lima hari, itu ada tambahan sekitar 120 ribu wisatawan. Sehingga sampai 31 Desember diperkirakan mencapai minimum 7,05 juta wisman. Artinya, kenaikannya bisa mencapai minimal 700 ribu orang,” jelasnya.

Sementara itu, untuk wisatawan nusantara (wisnus), Koster mengakui terjadi penurunan. Pada tahun 2024, jumlah wisnus yang datang ke Bali mencapai 10,1 juta orang. Sedangkan pada tahun 2025 hingga 26 Desember tercatat 9,2 juta orang, dan diperkirakan menjadi sekitar 9,4 juta orang hingga akhir tahun.

“Jadi memang ada penurunan sekitar 600 sampai 700 ribu wisatawan domestik,” katanya.

Namun jika ditotal, jumlah wisatawan mancanegara dan nusantara pada tahun 2024 mencapai 16,4 juta orang, sedangkan pada tahun 2025 diperkirakan sekitar 16,1 juta orang hingga 31 Desember. Penurunannya relatif kecil, sekitar 200–300 ribu orang.

Baca Juga  Saudi Airlines Buka Rute Penerbangan Jeddah-Bali, Koster Beri Pesan Begini

“Kalau dibilang Bali sepi, data menjawab tidak,” tegas Koster.

Ia juga memaparkan perkembangan penerbangan internasional. Pada tahun 2024, terdapat 43 maskapai internasional yang melayani penerbangan ke Bali, dan pada tahun 2025 bertambah menjadi 44 maskapai. Jumlah rute internasional juga meningkat dari 40 menjadi 44 rute.

Sebaliknya, pada penerbangan domestik terjadi penurunan. Jumlah maskapai domestik turun dari 13 menjadi 11, dan jumlah rute dari 25 menjadi 23. Koster menyebut salah satu penyebabnya adalah sejumlah armada Garuda Indonesia dan Citilink yang harus menjalani perawatan karena masa operasionalnya telah jatuh tempo.

“Ini berdampak pada berkurangnya frekuensi penerbangan domestik ke Bali,” ujarnya.

Terkait tingkat hunian hotel, Koster menyampaikan bahwa pada tahun 2024 berada di kisaran 79–84 persen, sementara pada 2025 berada di rentang 75–85 persen. Jika dihitung sepanjang Januari–Desember 2025, okupansi hotel berada di kisaran 68–75 persen, turun sekitar 4 persen dibanding tahun sebelumnya.

Baca Juga  Wayan Koster: Pemerataan Pembangunan Bali Selatan-Utara, Jadi Kunci Atasi Kemacetan

Penurunan tersebut, menurut Koster, bukan semata karena minimnya wisatawan, melainkan karena perubahan pola akomodasi.
“Banyak wisatawan sekarang menginap di vila, rumah pribadi, atau fasilitas lain yang tidak terdaftar sebagai usaha pariwisata dan tidak membayar pajak hotel,” jelasnya.

Selain itu, faktor cuaca juga berpengaruh. Curah hujan tinggi disertai banjir di sejumlah wilayah Bali selama Desember hingga awal Januari membuat aktivitas wisatawan di luar hotel menjadi terbatas.

“BMKG menyampaikan hujan dari Desember sampai 1 Januari berada pada kategori sedang hingga lebat. Ini jauh lebih tinggi dibanding tahun-tahun sebelumnya, sehingga mempengaruhi aktivitas wisatawan,” kata Koster.

Dengan data tersebut, Koster kembali menegaskan bahwa klaim Bali sepi tidak berdasar. “Data ini penting agar publik tidak salah persepsi. Bali tetap bergerak, pariwisata tetap berjalan,” pungkas Gubernur Koster.