Denpasar – Salah satu tokoh masyarakat Bali, I Wayan Sutita yang mengagumi sosok Presiden RI ke-7, Joko Widodo merasa telah dikecewakan karena Presiden Jokowi dianggap telah melanggar etika moral, ia mengajak masyarakat untuk cerdas memilih Pasangan Calon (Paslon) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 mendatang.

Kepada wartawan Sutita menjelaskan, kekecewaannya tersebut lantaran Presiden Jokowi dianggapnya telah menghalalkan segala cara, untuk memuluskan putranya Gibran Rakabuming Raka agar bisa maju menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres) mendampingi Prabowo Subianto di Koalisi Indonesia Maju (KIM). Terlebih, belum lama ini Presiden Jokowi telah menyatakan dirinya boleh ikut berpartisipasi dalam kampanye Pilpres 2024.

“Semenjak adanya keputusan terakhir Mahkamah Konstitusi (MK, red) memuluskan jalan Gibran menjadi Cawapres, disitu awal mula kekecewaan saya terhadap Jokowi. Seiring waktu, belum lama ini beliau juga menyatakan bahwa Presiden boleh berpartisipasi dalam kampanye semakin membuat kekecewaan saya memuncak. Orang (Presiden Jokowi, red) yang sangat saya agung-agungkan selama ini saat ini sangat amat mengecewakan, saya membanyangkan Indonesia kedepan akan menjadi negara yang tidak kondusif,” ungkapnya, Minggu (28/1/24).

Baca Juga  PSI, Partai Underdog yang Berkembang Pesat

Sutita melihat, semua orang-orang politik saat ini tersandera oleh Jokowi. Mereka takut karena punya kesalahan, tetapi mereka menunggu saatnya Jokowi tumbang, mereka akan balas dendam. Ia juga mengeritik keras, soal putusan kontroversial Hakim MK yang diduga kuat ikut memuluskan Gibran maju menjadi Cawapres.

Selanjutnya ia berharap, masyarakat bisa lebih bijak memilih Calon Presiden di Pemilu 2024 mendatang, dengan lebih memahami latar belakang dan riwayat mereka yang sedang berkompetisi. Sutita juga meminta masyarakat mempelajari rekam jejak mereka, termasuk pengalaman politik, pencapaian, dan nilai-nilai yang mereka anut.

“Berawal dari adanya kekecewaan saya ini, pasa Pemilu 2024 saya meminta masyarakay Bali untuk hati-hati menggunakan hak suara. Cobalah untuk membuat keputusan yang bijak dan berdasarkan pemahaman yang mendalam tentang calon presiden dan isu-isu yang dihadapi negara Anda. Jadilah bagian dari proses demokrasi yang penting ini dengan tidak salah dalam memilih,” tutupnya.

Baca Juga  International Peace Day 2023, Ketua Panitia Harapkan Pemilu Damai

Reporter: Gung Krisna