Denpasar – Ketua Umum MUI (Majelis Ulama Indonesia) Bali, Mahrusun Hadyono mengimbau warga tebarkan semangat menjaga kerukunan jelang pelaksanaan Nyepi Tahun Saka 1946 yang beriringan dengan awal ibadah puasa yang jatuh pada Senin (11/3/24).

Pihaknya menjelaskan, pada saat Nyepi, umat Islam akan melaksanakan sholat tarawih di rumah atau tempat-tempat terdekat, tanpa menggunakan kendaraan dan dengan alat penerangan terbatas.

“Semuanya dalam rangka melaksanakan Ramadhan dan Nyepi. Sehingga, tidak terjadi hal-hal yang tidak kita inginkan,” tegasnya, Kamis (7/3/24).

Lebih lanjut disebutkan, sosialisasi terkait hal ini telah dilakukan secara intensif melalui Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) di masing-masing kabupaten/kota se-Bali.

“Dibandingkan tahun lalu, sosialisasi kini dilakukan lebih intensif untuk menjaga kerukunan antar umat beragama di Bali,” terangnya.

Baca Juga  Anak Muda Jadi Pengawas Pemilu, Guswah: Semoga Bukan Pemanis Belaka

Senada dengan hal itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Bimbingan Masyarakat (Bimas) Hindu Prof I Nengah Duija sebut perayaan nyepi yang berbarengan dengan awal pelaksanaan ibadah puasa merupakan momentum penjelajahan spiritualitas yang baik bagi umat Hindu maupun umat Islam.

“Karena bagi semua agama, substansi keagamaan sama. Semua umat beragama senantiasa menyadari keberadaannya di alam semesta ini, di antara sesama manusia dihadapan sang pencipta,” jelasnya kepada wacanabali.com, Rabu (6/3/24).

Pihaknya berharap, momentum spesial ini menjadi renungan bagi setiap umat beragama untuk senantiasa hidup selaras tidak hanya kepada sesama manusia namun juga alam semesta.

Reporter: Komang Ari

Editor: Gung Krisna