Denpasar – Institute for Essential Services Reform (IESR) bersama sejumlah mitra strategis yang mencakup pemangku kepentingan utama di sektor energi Indonesia, menandatangani Nota Kesepahaman (MoU) untuk merealisasikan Nusa Penida sebagai pulau 100 persen energi terbarukan.

Para mitra strategis itu diantaranya, PT Perusahaan Listrik Negara (Persero), Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin), Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), Asosiasi Energi Surya Indonesia (AESI), Asosiasi Energi Angin Indonesia (AEAI), dan PT Bali Kerthi Development Fund Ventura.

Direktur Eksekutif IESR, Fabby Tumiwa menyampaikan bahwa pemanfaatan energi terbarukan yang melimpah di Nusa Penida akan meningkatkan daya tarik sebagai tujuan wisata utama, yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat dan melestarikan lingkungan alam Bali.

Baca Juga  Pelabuhan Barang Pesinggahan segera Dibangun, Diharapkan Tekan Inflasi di Nusa Penida

“Dalam waktu enam tahun mendatang sistem kelistrikan di Nusa Penida harus mulai menambah kapasitas energi terbarukan untuk memenuhi peningkatan permintaan listrik sebelum akhirnya mengganti Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) sepenuhnya dengan energi terbarukan. Untuk itu, sebelum 2030 harus dibangun PLTS ground mounted, PLTS atap, PLT Angin, PLT biomassa, sistem penyimpanan energi, dan penguatan grid; dengan kebutuhan investasi mencapai USD 100 juta. Kata Fabby dalam acara Indonesia International Sustainability Forum (ISF) 2024 di Jakarta, Kamis (5/9/24).

Lebih lanjut, Fabby mengatakan, sejak 2023 IESR dengan Pemerintah Provinsi Bali telah membangun komitmen bersama untuk mendukung inisiatif Bali Net-Zero Emission di 2045. Di tahun 2024, keduanya telah memulai inisiatif untuk menjadikan Nusa Penida 100 persen energi terbarukan pada 2030.

Baca Juga  Pemkab Klungkung dan PLN Icon Plus Kolaborasi Wujudkan Pasar Galiran Berbasis Energi Terbaruka

Atas kerjasama itu, IESR bersinergi dengan berbagai pihak, tidak hanya pemerintah namun juga PLN dan pihak swasta, untuk mendorong implementasi inisiatif Nusa Penida 100 persen energi terbarukan

“Kebutuhan pendanaan dan skala pembangunan energi terbarukan di Pulau Nusa Penida hanya bisa terjadi kalau terjadi kemitraan antara PLN, PT Indonesia Power, dan para pelaku usaha yang berinvestasi di pembangkit energi terbarukan,” jelas Fabby.

Direktur Eksekutif IESR itu kemudian menyampaikan berrdasarkan analisis IESR dan Center of Excellence Community Based Renewable Energy (CORE) Universitas Udayana, potensi energi terbarukan di Nusa Penida mencapai lebih dari 3.219 megawatt (MW), terdiri atas 3.200 MW PLTS ground-mounted atau terpasang di tanah, 11 MW PLTS atap, 8 MW biomassa, belum termasuk potensi energi angin, arus laut, dan biodiesel.

Baca Juga  Tika Winawan: Pembangunan Klungkung Daratan dan Nusa Penida perlu Digarap Optimal

Selanjutnya, kata di, di Peta Jalan Nusa Penida 100% Energi Terbarukan, terdapat rekomendasi tiga fase implementasi inisiatif ini dengan pembangunan PLTS dan penurunan operasional PLTD, penguatan jaringan dan manajemen sistem, dan pembangunan PLTBm serta energi terbarukan lain ditambah dengan sistem penyimpanan energi untuk sepenuhnya menggantikan PLTD.

Reporter: Yulius N