Banyak Rintangan, Koster Bawa Arak Bali Naik Kelas
Badung – Peringatan Hari Arak Bali ke-3 tahun 2025 menjadi momentum penting untuk mengenang perjuangan panjang dalam mengangkat derajat minuman khas Bali ke panggung dunia.
Di tengah berbagai tantangan dan cibiran, Gubernur Bali terpilih 2025-2030, Wayan Koster, kembali menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan Arak Bali sebagai warisan budaya dan pendorong ekonomi rakyat.
Mengusung tema “Arak Bali for the World”, Koster menegaskan bahwa Arak Bali layak bersanding dengan minuman spirit kelas dunia seperti Soju Korea, Sake Jepang, hingga Whiskey Eropa. Pernyataan ini disampaikannya dalam peringatan Hari Arak Bali ke-3 yang digelar di GWK, Badung, Rabu (29/1/2025).
“Saya berjuang keras menerbitkan Pergub Bali No. 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi atau Destilasi Khas Bali, melewati berbagai rintangan dan tantangan. Ini bukan sekadar minuman, ini adalah warisan leluhur yang harus kita jaga dan kembangkan,” tegas Koster di hadapan peserta yang hadir.
Sejak awal memperjuangkan legalitas Arak Bali, Koster menghadapi banyak tekanan. Mulai dari regulasi pusat yang kaku, stigma negatif yang melekat pada arak, hingga serangan politik di media sosial.
Ia kerap menjadi sasaran bully, fitnah, dan cemoohan, terutama dari kelompok yang meremehkan nilai ekonomi dan budaya dari minuman ini. Namun, semua serangan itu tak membuatnya mundur. Justru, Koster semakin bertekad menjadikan Arak Bali sebagai produk unggulan yang bisa mendongkrak perekonomian rakyat dan memperkuat identitas budaya Bali.
“Saya tegaskan, Arak Bali tidak kalah dengan Soju, Sake, atau Whiskey! Ini bukan sekadar minuman, tapi bagian dari kehidupan masyarakat Bali yang harus kita dorong ke pasar dunia,” ujarnya penuh semangat.
Sebagai bukti keseriusannya, ia mengaku bahkan selalu menyajikan Arak Bali saat menerima tamu pemerintah dan delegasi asing di Jaya Sabha sebagai bentuk promosi produk lokal.
Di bawah kepemimpinan Koster, Arak Bali mengalami lonjakan besar. Dari sekadar minuman rakyat yang sering dipandang sebelah mata, kini Arak Bali telah memiliki sertifikasi, standardisasi, dan strategi pemasaran yang kuat. Legalitasnya juga memberikan kepastian bagi perajin lokal untuk berkembang tanpa takut kriminalisasi.
Ke depan, Koster berjanji akan memperkuat ekosistem Arak Bali dari hulu ke hilir. Ia ingin memastikan bahwa UMKM, petani arak, dan industri kreatif yang terlibat dalam produksi serta distribusi Arak Bali bisa merasakan manfaat ekonomi yang nyata.
“Jangan biarkan Bali terus digempur produk impor yang menekan kehidupan rakyat! Saya tidak akan berhenti memperjuangkan Arak Bali agar semakin kokoh di pasar dunia,” tegasnya.
Peringatan Hari Arak Bali ke-3 ini menjadi bukti bahwa meski sering dibully dan difitnah, Wayan Koster tetap teguh memperjuangkan warisan leluhur demi masa depan masyarakat Bali. Arak Bali bukan hanya sekadar minuman, tapi juga simbol perjuangan, kebanggaan, dan kekuatan ekonomi lokal.
Reporter: Irawan
Editor: Ngurah Dibia

Tinggalkan Balasan