Denpasar – Tentu ada sejumlah indikator mengapa Cina per hari ini disebut negara yang kuat setelah Amerika Serikat menempati posisi pertama sebagai negara adidaya.

Entah itu karena alasan kemajuan teknologi dan ekonomi yang berkembang pesat di negara tersebut.

Namun terdapat satu hal mendasar yang membuat negara dengan julukan Tirai Bambu itu disebut negara maju.

Hal itu menurut Gubernur Bali terpilih periode 2025-2030, Wayan Koster adalah budaya. Kata dia, Cina bisa menjadi negara maju karena mampu menjaga dan mempertahankan budaya mereka seperti salah satunya aksara Cina.

“Saya sangat meyakini bahwa dari sejarah perkembangan bangsa-bangsa di dunia, dengan pencapaian kemajuannya, salah penentu kemajuannya itu adalah negara itu bangsa itu memiliki peradaban yang kuat,” ungkap Wayan Koster saat perayaan Bulan Bahasa Bali VII Warsa 2025, di Art Center, Sabtu (15/2/2025).

Baca Juga  Bukan Main, Pusat Berdiri Belakang Koster Tangani Sampah di Bali

“Negara yang memiliki peradaban yang kuat salah satu cirinya dia punya aksara tersendiri dan dia disipilin menggunakan aksara tersendiri, seperti Cina, Jepang, Korea, India dan Arab,” imbuhnya.

Koster lantas mengatakan, Bali sendiri juga bisa tampil sebagai bangsa yang kuat, jika eksistensi budaya Bali tetap dipertahankan.

Pasalnya, menurut Gubernur Bali periode 2018-2023 itu, budaya Bali seperti sastra, Aksara, dan Bahasa merupakan unsur yang paling penting membentuk kebudayaan Bali.

“Kita di Bali bersyukur ini, diberi anugerah dan diwariskan oleh Penglingsir kita Aksara Bali. Kita gak bikin tapi diberikan, kalau kita bikin gak bisa menggunakan juga gak bisa menurut saya itu kebangatan,” jelas Koster.

Baca Juga  Konsulat Australia di Bali Gunakan Aksara Bali, Simbol Persahabatan dan Apresiasi Budaya

Berangkat dari refleksi itulah sebabnya Koster membentuk Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara, dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali.

“Di periode ini, saya memang terus terang ancang-ancang akan tancap gas untuk percepatan penggunaan Aksara Bali secara masif,” tutur Koster.

“Kemudian di lembaga-lembaga pemerintahan dan swasta akan saya dorong menggunakan aksara Bali. Dan nanti kalau ada yang tidak tertib perusahan-perusahaan itu izinnya kita cabut,” tegas Koster.

Selain itu, produk-produk industri maupun non-industri, Koster mewajibkan untuk menggunakan Aksara Bali.

“Maka semua produk-produk yang dihasilkan di Bali, baik industri maupun non-industri atau UMKM itu akan kita standarisasikan harus menggunakan Aksara Bali,” tandas Koster.

Baca Juga  Koster Telah Bangun 17 Gedung SMA/SMK di Periode Pertama, Periode Kedua Pendidikan Harus Lebih Maju

Reporter: Yulius N