Denpasar – Tingkat Penghunian Kamar (TPK) hotel berbintang di Bali mengalami penurunan signifikan pada Februari 2025.

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali mencatat, TPK hotel berbintang pada bulan tersebut sebesar 51,62 persen, turun 8,66 poin persentase dibandingkan Januari yang mencapai 60,28 persen.

“Kondisi Februari seperti yang kita lihat di grafik memang kecenderungannya mengalami penurunan (karena) memasuki low season,” ujar Kepala BPS Bali Agus Gede Hendrayana Hermawan saat diwawancarai awak media di kantornya, Rabu (9/4/25).

Hotel berbintang 1 mencatatkan TPK tertinggi, yakni sebesar 58,67 persen di Bulan Februari. Sementara itu, hotel berbintang 5 memiliki TPK terendah yakni 48,59 persen.

Sebaliknya, TPK hotel non-bintang justru mengalami sedikit kenaikan dari 35,62 persen di Januari menjadi 36,35 persen di Februari atau naik 0,73 poin persentase.

Baca Juga  BPS Catat Bali Sebagai Provinsi dengan Angka Kemiskinan Terendah di Indonesia

Namun secara tahunan, angka ini masih lebih rendah dibanding Februari 2024, yang mencatat TPK 40,91 persen.

Rata-rata lama menginap tamu di hotel berbintang juga mengalami penurunan dari 2,91 malam di Januari menjadi 2,67 malam di Februari.

Penurunan ini lebih terasa pada tamu asing, yang sebelumnya mencatatkan rata-rata 3,20 malam di Januari, turun menjadi 2,75 malam pada Februari. Sementara tamu domestik relatif stabil dengan rata-rata menginap 2,55 malam.

Untuk hotel non-bintang, terjadi kenaikan rata-rata lama menginap dari 2,28 malam menjadi 2,41 malam pada Februari. Tamu asing di hotel non-bintang mencatatkan rata-rata menginap lebih lama yakni 2,90 malam, sedangkan tamu domestik hanya 1,67 malam.

Baca Juga  Bali Alami Deflasi 0,39 Persen pada Agustus 2025

Agus menambahkan, penurunan TPK ini turut dipengaruhi oleh menurunnya jumlah kedatangan wisatawan, terutama dari jalur penerbangan internasional.

“Kalau TPK turun, itu artinya produksi hotel juga turun. Dan karena ekonomi Bali masih sangat bergantung pada sektor pariwisata, efek dominonya bisa besar, termasuk ke sektor ketenagakerjaan,” ujarnya.

Meski demikian, pihaknya berharap kondisi akan membaik memasuki Maret dan bulan-bulan berikutnya seiring masuknya musim kunjungan wisata atau high season di Bali.

“Kita semua berharap tren positif akan mulai terlihat pada Maret dan terus meningkat menuju pertengahan tahun,” pungkasnya.

Reporter: Komang Ari