Denpasar – Sejumlah warga di Denpasar mengaku kesulitan mendapatkan LPG 3 kilogram dalam beberapa minggu terakhir.

Salah satu warga, Ari Agustini (36), mengaku sudah hampir dua minggu tidak mendapatkan LPG 3 kg meski sudah mencari ke banyak toko di seputaran Jalan Ahmad Yani, Kampung Jawa, hingga Padangsambian.

“Saya keliling hampir tiap hari ke toko-toko, tapi kosong semua. Bahkan suami saya sampai harus beli Bright Gas dengan harga Rp 93 ribu karena sudah keliling lima toko tapi LPG 3 kg tidak dapat,” ujarnya saat diwawancarai di sela-sela antrian Pasar Murah LPG 3 kg di Denpasar, Selasa (12/8/25).

Ari menambahkan, sebagian besar penjual mengaku belum menerima pengiriman dan tidak mengetahui kapan gas akan datang.

“Biasanya LPG 3 kg bisa untuk lima sampai enam hari, tapi sekarang harus rebutan. Orang tua, kakak, dan ipar saya juga mengalami hal sama,” jelasnya.

Hal serupa dialami Mustika (40), seorang pelaku usaha yang dalam kesehariannya memproduksi camilan.

“Sudah dua minggu saya tidak dapat LPG, jadi susah untuk masak dan menjalankan usaha. Saya sampai cari sampai ke Tampaksiring tapi tetap kosong. Akhirnya saya terpaksa menggunakan magicom dan membeli lauk siap saji, jadi pengeluaran lebih besar,” ungkapnya.

Lantaran gas langka, usaha Mustika pun terpaksa tutup sementara.

“Untuk usaha saya otomatis tutup, tidak jualan. Biasanya saya delapan hari habis satu LPG untuk masak harian,” keluhnya.

Sementara itu, pihak Pemerintah Kelurahan Ubung bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kota Denpasar menyikapi persoalan tersebut dengan menggelar pasar murah LPG 3 kg.

Kegiatan itu dilaksanakan di kawasan Jaan Cokroaminoto, Selasa 12 Agustus 2025.

Menurut keterangan Lurah Ubung, Dwi Karina, pihaknya mendapatkan kuota LPG sebanyak 100 untuk didistribusikan kepada masyarakat.

“Hari ini kami baru diinformasikan bahwa bisa diberikan kepada masyarakat sebanyak 100 tabung, mengingat kondisi di Teuku Umar juga sedang seret gas. Jadi, dibagi-bagi,” kata dia.

Dwi Karina menambahkan, pembagian LPG ini diatur dengan menggunakan sistem satu KTP, satu tabung, agar distribusi berlangsung adil dan kebutuhan dapur warga tetap terpenuhi.

“Kami akan upayakan kembali melakukan kegiatan ini. Kami juga akan laporkan kondisi hari ini supaya dievaluasi karena di mana-mana juga susah sekarang mencari gasnya,” sambungnya.

Kendati demikian, pihaknya mengaku belum mengakui secara pasti penyebab kelangkaan LPG di pasaran.

“Dari Dinas informasinya aman di semua warung atau pangkalan dan agen-agen. Tapi, kondisinya di masyarakat memang susah, saya juga kurang tahu seperti apa,” tutup Dwi.

Reporter: Komang Ari