Menuju Provinsi Hijau, Bappenas Dukung Tiga Pilar Bali Mandiri: Energi, Pangan, dan Air
DENPASAR – Gubernur Bali Wayan Koster menerima kunjungan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas, Rachmat Pambudy, bersama rombongan di Jaya Sabha, Denpasar, Kamis (13/11). Dalam pertemuan itu, kedua pihak membahas arah pembangunan Bali ke depan yang menekankan kemandirian energi, pangan, dan air sebagai fondasi Bali masa depan.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Koster memaparkan tiga program prioritas Bali Mandiri. Pertama, Bali Mandiri Energi yang menargetkan percepatan pemanfaatan energi terbarukan, terutama tenaga surya. Ia menegaskan pentingnya pemasangan PLTS di sektor perkantoran, industri, pusat perbelanjaan, hingga perhotelan untuk mengurangi ketergantungan pada pasokan listrik dari PLTU Paiton, Jawa Timur. “Kabel bawah laut sangat riskan. Bali berkali-kali blackout karena kerusakan kabel. Karena itu, Bali harus mandiri energi,” ujarnya.
Program kedua, Bali Mandiri Pangan, menitikberatkan penguatan sektor pertanian organik berbasis potensi lokal. Bali, kata Koster, memiliki sumber pangan melimpah seperti beras, buah, bawang merah, cabai, sayur mayur, kakao, dan kopi. “Kita kaya pangan lokal, dan itu harus dijaga. Penguatan pertanian organik adalah jalan kemandirian pangan,” jelasnya.
Selanjutnya, Bali Mandiri Air yang berfokus pada pemerataan akses air bersih dan penguatan kebijakan lingkungan, termasuk larangan penggunaan air minum dalam kemasan plastik sekali pakai di bawah 1 liter. Koster menegaskan pentingnya menjaga danau, sungai, dan laut sebagai sumber air Bali. “Bali harus bersih. Sumber air harus dijaga agar tidak ada wilayah yang kekurangan,” tegasnya.
Gubernur Koster juga menyoroti pembenahan sektor pariwisata agar lebih berkualitas dan berkelanjutan sesuai visi Nangun Sat Kerthi Loka Bali. Upaya tersebut dilakukan melalui penertiban wisatawan yang melanggar aturan, pemberantasan usaha ilegal, hingga penguatan penegakan hukum. “Kita ingin turis berkualitas. Bali harus tertib, bermartabat, dan beretika,” ucapnya.
Menanggapi pemaparan tersebut, Menteri Rachmat Pambudy menyatakan dukungan penuh terhadap arah pembangunan Bali. Ia menyebut Bali telah lama menjadi role model karena berhasil mengintegrasikan kearifan lokal, seperti konsep Tri Hita Karana, dalam kebijakan pembangunan. “Bali sudah mendahului. Kearifan lokalnya mampu menyelaraskan alam, manusia, dan Sang Pencipta. Ini sangat kuat,” ujarnya.
Pambudy menambahkan bahwa program Bali Mandiri sejalan dengan agenda pembangunan berkelanjutan Bappenas melalui inisiatif Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB/SDGs) Indonesia. Ia menilai kemandirian pangan berbasis organik, kebersihan alam sebagai dasar kemandirian air, serta energi bersih sebagai pilar kemandirian energi merupakan langkah tepat menuju provinsi hijau. “Bali adalah provinsi masa depan yang memperhatikan lingkungan. Konsep ini bisa direplikasi di daerah lain,” tegasnya.
Dengan sinergi tersebut, Bali diharapkan semakin kokoh menjadi daerah yang berkelanjutan, berwawasan lingkungan, dan tetap menjunjung nilai-nilai kearifan lokalnya.

Tinggalkan Balasan