Forum Swakelola Sampah Bali Harap TPA Suwung Tetap Beroperasi
Denpasar – Forum Swakelola Sampah Bali berharap Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Suwung tetap beroperasi. Harapan tersebut disampaikan menyusul rencana penutupan TPA Suwung yang dijadwalkan berlangsung pada Kamis (23/12/25).
Sebelumnya, forum tersebut menggelar aksi di depan Kantor Gubernur Bali dan DPRD Provinsi Bali sebagai bentuk penolakan terhadap rencana penutupan TPA Suwung. Pascaaksi, ratusan truk pengangkut sampah terlihat kembali mengantre di kawasan TPA Suwung.
Salah seorang sopir truk sampah, Kacong (45), mengkritisi kebijakan penutupan TPA Suwung yang dinilainya belum dibarengi dengan solusi yang jelas dari pemerintah.
“Menurut saya kurang efektif karena pemerintah itu belum memberi solusi. Kecuali sudah ada solusi misalnya nanti 28 Februari dipindah lokasi lain, itu baru ada solusi namanya,” ujarnya saat diwawancarai di areal TPA Suwung,”
Kacong yang telah bekerja sebagai sopir truk sampah selama enam tahun menilai penutupan TPA Suwung berpotensi berdampak pada citra pariwisata Bali. Ia menilai pemerintah perlu mencontoh sistem pengelolaan sampah yang telah diterapkan di sejumlah negara lain.
“Ini pertama kali kami menghadapi kondisi seperti ini. Anggaran sebenarnya ada, tapi pelaksanaannya belum tegas,” katanya.
Sejak adanya rencana penutupan TPA Suwung, Kacong mengaku menerima banyak keluhan dari warga akibat terhambatnya proses pengangkutan sampah. Ia menyebut antrean truk untuk membuang sampah kini bisa berlangsung berjam-jam, bahkan hingga harus menginap.
Hal serupa disampaikan sopir truk lainnya, Denis (42). Ia mengaku khawatir apabila TPA Suwung benar-benar berhenti beroperasi karena pekerjaannya selama ini bergantung pada aktivitas di lokasi tersebut.
“Kalau berhenti, kami kehilangan sumber penghasilan,” ujarnya.
Denis menuturkan, dirinya telah bekerja sebagai sopir truk sampah selama sekitar 1,5 tahun dan melayani pengangkutan sampah dari kawasan Ungasan, Kabupaten Badung.
Apabila terdapat pemindahan lokasi pembuangan sampah ke daerah lain, sambung Denis, ia menilai hal ini tidak sebanding dengan pendapatan yang diterima.
“Kalau harus pindah ke daerah lain, misalnya Gianyar, secara pribadi saya tetap merasa berat karena tidak sebanding dengan gaji kami,” pungkasnya.
Denis berharap, pemerintah mempertimbangkan kembali rencana penutupan TPA Suwung hingga memperoleh solusi yang konkret.

Tinggalkan Balasan