Disdikpora Bali Digeruduk Warga, Gungde: Tinggal Buka Data
Denpasar – Sejumlah orang tua (ortu) calon siswa menggeruduk kantor Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (Disdikpora) Provinsi Bali, Selasa (4/7/23). Kedatangan mereka mempertanyakan perihal anaknya tidak diterima di sekolah yang dituju.
Salah satu orang tua siswa ikut menggeruduk kantor Disdikpora rela datang jauh dari Singaraja, Buleleng, demi mendapat kejelasan nasib anaknya.
“Pas pengumuman anaknya dinyatakan tidak lolos, dan kami diarahkan oleh sekolah untuk menghadap ke dinas pendidikan (Disdikpora Bali, red), saya berangkat langsung dari Singaraja,” ucap salah satu masyarakat yang minta tidak disebut namanya di kantor Disdikpora Provinsi Bali, Selasa (4/7/23).
Dikonfirmasi terkait hal tersebut, Kepala Disdikpora Provinsi Bali, IKN Boy Jayawibawa dikatakan sedang tidak ada di tempat. Awak media hanya dapat menemui Petugas Bidang Tendik Disdikpora, Komang Ayu.
Komang Ayu mengatakan tujuan kedatangan orang tua siswa ke Disdikpora untuk bertanya status tidak lulus anaknya dalam penerimaan peserta didik baru (PPDB) tahun 2023.
“Kita sudah jelaskan mengapa tidak bisa diterima. Kalau untuk nyuruh agar diterima sekolah itu bukan kewenangan kita. Karena sekarang sudah sesi pendaftaran ulang dan bukan penerimaan siswa,” terangnya.
Menanggapi kondisi tersebut, salah seorang pengamat pendidikan Bali, AA Gede Agung Aryawan mengatakan Disdikpora tidak perlu susah, menurutnya tinggal buka saja data pengumuman penerimaan peserta didik baru (PPDB).
“Yang penting adil pasti masyarakat tidak akan mengeluh tinggal buka saja datanya, jika ada yang dirugikan pasti akan ada menuntut karena ini negara hukum,” ujarnya.
“Jika pak kadis benar-benar ‘jantan’ tinggal buka saja datanya jelaskan bahwa anak itu tidak lolos selesai sudah masalah ini tidak perlu ribut-ribut,” imbuhnya.
Dirinya juga menyebutkan anak-anak sedang berkompetisi, sudah jelas dalam berkompetisi ada aturan yang harus ditaati.
“Dalam kompetisi PPDB ini ada wasitnya yaitu Disdikpora mewakili pemerintah serta masyarakat dapat mengawasi proses tersebut, asal prosesnya adil pasti bagus prosesnya, kasian anak-anak jika prosesnya tidak adil,” tegasnya.
Dirinya menegaskan bahwa dengan adanya keributan semacam ini membuat kualitas pendidikan di Bali menurun.
“Kan malu jika kualitas sekolah di Bali ambruk, mengingat Bali kurangnya sumber daya alam maka di Bali harus meningkatkan sumber daya manusianya malah sekarang ada fenomena seperti ini,” tutupnya.
Reporter: Dewa Fathur

Tinggalkan Balasan