Denpasar – I Nengah Tamba selaku Bupati Jembrana mengaku menolak, usulan pembangunan jembatan Jawa-Bali. Alasan penolakannya adalah faktor historis.

“Tidak bisa, itu sudah dari leluhur kita yang memutuskan antara Pulau Jawa dan Pulau Bali. Entah apa itu tujuannya,” tegasnya kepada wacanabali.com Senin, (31/7/23).

Tamba menandaskan kembali, secara pribadi dan selaku bupati menolak usulan tersebut.

“Baik secara pribadi dan saya selaku bupati menolak usulan program tersebut,” cetusnya.

Bahkan Tamba juga menekankan, kendati pembangunan jembatan Jawa-Bali merupakan program pemerintah pusat, dirinya tetap menolak tegas.

“Walaupun itu program dari pusat saya tetap menolak karena dari historisnya sudah banyak diceritakan oleh leluhur kita bagaimana pulau Jawa dan Bali dipisahkan,” tekannya.

Baca Juga  Aksi Penyelundupan Sabu ke Rutan Negara, Digagalkan Petugas Jaga

Dirinya berharap daripada membangun jembatan Jawa-Bali lebih baik melakukan revitalisasi seluruh pelabuhan.

“Lebih baik adakan revitalisasi pelabuhan penyebrangan dari pada membangun jembatan,” usul Tamba.

Seperti diberitakan sebelumnya, senada dengan Bupati Tamba, salah satu calon anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI dari Provinsi Bali I Ketut Wisna mengaku menolak adanya wacana pemerintah pusat melalui program strategis nasional akan membangun jembatan penghubung Pulau Jawa dan Bali.

Alasannya, untuk menjaga taksu (aura) Bali sebagai daerah spiritual berdasarkan pertimbangan mitologi Hindu, Dang Hyang Siddhi Mantra.

“Saya pribadi dengan tegas menolak, sama halnya yang dikatakan Bapak Gubernur Wayan Koster, dengan mempertimbangkan mitologi Dang Hyang Siddhi Mantra sebagai acuan. Memang sengaja Bali ini memang harus dipisah. Kalau ini dilanggar, kita tidak pernah tahu dampak negatifnya akan seperti apa untuk masyarakat Bali,” ungkap pria dipanggil akrab Jero Mangku Wisna (JMW) ini, Selasa (25/7/23).

Baca Juga  Hanya Raih 1 Kursi DPR RI, Demokrat Bali Sebut Rakyat Hakim Pemutus 

Reporter: Dewa Fathur

Editor: Ngurah Dibia