Aktivis Perempuan Desak PNB Usut Tuntas Kekerasan Seksual yang Diduga Libatkan Mahasiswa
Denpasar – Humas Politeknik Negeri Bali (PNB) Made Sura menyatakan, kini pihaknya tengah mendalami kasus kekerasan seksual yang diduga melibatkan Wakil Ketua Umum (Waketum) Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Keluarga Besar Mahasiswa (KBM) PNB yang berinisal PMDD.
“Memang ada oknum mahasiswa yang kebetulan anggota BEM (melakukan kekerasan seksual, red), namun kejadiannya tidak di kampus,” ucapnya kepada wacanabali.com, Senin (7/8/23).
Ia mengungkap, korban saat ini tengah ditangani oleh Satgas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (PPKS) PNB.
“Menurut informasi, korban adalah pacarnya dan telah melaporkan ke Satgas PPKS, meskipun tidak terjadi di kampus namun saat ini Satgas PPKS masih mendampingi,” tambahnya.
Hingga saat ini, pihaknya mengaku belum mengambil keputusan untuk mahasiswa yang diduga terlibat dalam aksi kekerasan seksual tersebut.
“Kami belum berani mengambil keputusan untuk mahasiswa ini apakah akan di-DO (Drop Out, red) atau bagaimana karena masih didampingi PPKS,” tandasnya.
Dikonfirmasi secara terpisah, Aktivis Perempuan Siti Sapurah berharap pihak kampus mengusut tuntas kasus kekerasan seksual yang terjadi.
“Saya tidak ingin kampus lembek di sini, jangan sampai Satgas PPKS seperti macan ompong,” ujarnya saat diwawancarai melalui sambungan telepon, Selasa (8/8/23).
Pihaknya mengaku mendukung langkah perlindungan terhadap korban kekerasan seksual di dunia pendidikan.
“Saya prihatin, marah, kesal, mengecam dan mengutuk pelaku kekerasan seksual. Mahasiswa harusnya punya moral yang baik karena dia orang yang berpendidikan,” ketusnya.
Terakhir, ia menegaskan pengungkapan kasus kekerasan seksual dan pemberian sanksi bagi pelaku tidak akan menimbulkan kehancuran bagi nama baik kampus.
“Tidak akan hilang nama baik kampus apabila para pelaku mendapatkan efek jera, jika diungkap justru akan membuat nama kampus semakin harum. Malah jika dibiarkan itu akan memberikan efek buruk bagi kampus,” tutupnya.
Reporter: Komang Ari
Editor: Ngurah Dibia

Tinggalkan Balasan