Denpasar – Indonesia akan segera menggelar pesta demokrasi pada 2024 mendatang. Berkaitan dengan itu, Pengamat Politik Dr Luh Riniti Rahayu, M.Si menilai tensi politik akan terus meningkat. Bahkan, kata dia, sebelum kampanye secara resmi dimulai.

“Namun tidak masalah, kita sudah sangat berpengalaman dalam banyak pemilihan umum (Pemilu),” ungkapnya kepada Wacanabali.com, Jumat (27/10/23).

Pihaknya menambahkan, kendati negatif campaign (kampanye negatif) sukar ditiadakan dalam pemilu, masyarakat harus berdaya dalam menyaring segala informasi terkait politik terutama di ranah media sosial.

“Negatif campaign akan selalu terjadi dalam perseteruan politik untuk menarik suara (masyarakat, red) yang percaya negatif campaign,” sambungnya.

Bagi Riniti, politik adalah “perang” tak berdarah. Sehingga, masyarakat perlu menjalaninya dengan damai dan nirkekerasan.

Baca Juga  Selain Kesehatan Gratis, PSI Bali juga Perjuangkan LPD dari DPRD

“Pemilu adalah momen politik (sebagai, red) perang tidak berdarah. Sedangkan perang adalah politik yang berdarah. Jadi harapan saya perang atau pesta demokrasi ini gembira tanpa kekerasan,” pungkasnya.

Reporter: Komang Ary