Denpasar – Serangkaian momentum Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) tanggal 2 Mei, sosok pemerhati pendidikan Prof Dr Ir Rumawan Salain, MSi, menegaskan agar setiap pergantian Menteri Pendidikan tidak serta merta mengganti kurikulum yang sedang berjalan dan mestinya fokus dalam hal mengejar ketertinggalan.

“Setiap pergantian menteri pendidikan agar tidak mengganti kurikulum yang sedang berjalan. Kita hanya mengejar perubahan, tidak mengejar ketertinggalan,” tandas Prof Rumawan yang juga mantan Ketua Dewan Pendidikan Denpasar berturut-turut periode tahun 2001-2018.

Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) merupakan suatu produk yang dirancang dengan harapan meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) di mana siswa dan guru dituntut untuk meningkatkan daya nalar kritis. Hal ini mendapat sorotan dari

Baca Juga  Dilema Jumlah Tenaga Pendidik Menyusut, Disdikpora Bangli: Anggaran Daerah Terkuras

“Kurikulum merdeka menuntut sebuah proses pembelajaran yang berbasis digital,” ungkap Prof Rumawan saat dihubungi melalui sambungan telepon, Senin (1/5/2023).

Lebih lanjut ia menyampaikan agar ke depannya pihak terkait menyusun konsep pendidikan yang bisa mengantarkan generasi muda siap bersaing di era digital serta menumbuhkan rasa percaya diri.

Kurikulum merdeka dianggap sebagai tonggak awal perubahan yang memakan waktu tidak singkat karena seluruh kesiapannya akan dilakukan oleh para pendidik dan harus dipelajari kembali secara bersama.

Diharapkannya sekat dalam dunia pendidikan semakin luwes dan terhubung dengan segala aspek yang diperlukan dan diharapkan semua orang untuk fleksibel dalam memahami batas-batas dalam dunia pendidikan.

“Seperti bicara kesehatan tidak lepas dari teknik, baik teknik sipil maupun teknik arsitektur, teknik pengobatan. Kita mesti mengembangkan apa yang sudah dijabarkan,” rincinya.

Baca Juga  Masalah Kekurangan Guru, Prof Rumawan: Karena Guru Dianggap Buruh

Dengan adanya kurikulum merdeka diharapkan adanya sinergi antara pemerintahan dan perguruan tinggi untuk menciptakan serta mengembangkan teknologi agar ke depannya Bali tidak hanya menjadi bergantung pada pariwisata melainkan sebagai pusat perkembangan teknologi.

“Kita harus mengembangkan sekolah agar bisa mengembangkan berbagai macam teknologi seperti teknologi pertanian pertambangan, dan kelautan agar kita bisa unggul,” bebernya.

Prof Rumawan juga menekankan agar mulai membenahi sistem pendidikan yang diperbaiki bukan membangun sekolah baru yang memerlukan waktu untuk lengkap dan berkembang.

“Misalkan sekarang kita membangun sekolah baru apakah kita harus menunggu 5 tahun, baru lengkap, kalau ini terjadi kapan kita bisa maju dan berkembang,” pungkas Prof Rumawan.

Baca Juga  Pro Kontra Sidak Sekolah AWK, Ini Kata Pengamat Pendidikan

Editor: Ngurah Dibia

Reporter: Dewa Fatur