Kemacetan Denpasar Bukan Hal Baru, Solusinya Masih Jalan Ditempat
Denpasar – Menyoroti masalah kemacetan di Kota Denpasar, I Wayan Mariyana Wandhira selaku Wakil Ketua DPRD Denpasar menyebut permasalahan tersebut bukan hal baru yang hingga saat ini solusi dari Pemerintah pun terkesan masih jalan ditempat.
Wandhira mengatakan hingga kini belum ada satupun solusi pasti untuk mengatasi permasalahan tersebut. Bahkan, Pemerintah seakan-akan menyerah dan membiarlan kemacetan di Kota Denpasar semakin menjadi.
“Bahwa saya melihat memang benar, solusi terkait permasalahan kemacetan di Denpasar ini masih jalan di tempat. Setiap saat saya sering sampaikan, ini hanyalah permasalahan teknis, kalau saja kajiannya jelas semua bisa diselesaikan,” ungkap Wandhira kepada wacanabali.com, Rabu (13/12/23).
Ia menjelaskan, kondisi volume jalan dengan kapasitas kendaraan yang masuk ke Denpasar saat ini sudah tidak seimbang. Menurutnya, perlu adanya perhitungan baru berapa seharusnya angka kendaraan yang bisa melewati ruas jalan Denpasar dengan volume saat ini.
“Kalau sekarang kan kajiannya lemah. Dalam hal ini jam puncak high traffic (kemacetan, red) dan low traffic (waktu lengan, red) itu perlu di analisis, darimana asalnya kemacetan ini semua perlu kajian tepat dan Pemerintah harus serius soal ini gabisa main-main,” jelasnya.
Wandhira menambahkan, infrastruktur kurang memadai juga menjadi pemicu tingginya angka kemacetan di Denpasar. Bahkan, di tahun 2022 jumlah kendaraan di Bali mencapai 4.756.364 (BPS 2022) didominasi oleh Denpasar, melibihi angka jumlah penduduknya.
Dampak dari tingginya angka kemacetan di Denpasar, dalam jangka panjang akan sangat mengkhawatirkan jika tidak ditangani dengan tepat. Pemerintah harus memiliki opsi dalam mencari solusi terbaik untuk mengatasi permasalahan ini.
“Teknis inilah yang seharusnya menjadi Panglima dalam setiap permasalahan di Kota Denpasar. Menyelesaikan masalah kemacetan bukan soal rasa, perlu perhitungan teknik sipil. Biarkan ahli yang berbicara, jangan diintervensi mereka dengan kebijakan. Kadang banyak ahli ini yang dicekoki kebijakan rasa-rasanya, sehingga semua keluar dari jalur teknis,” pungkasnya.
Reporter: Krisna Putra

Tinggalkan Balasan