Denpasar – Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Bali Sarles Brabar menyebutkan, diperlukan optimalisasi terhadap konvergensi pencegahan stunting.

Dari data sementara, pihaknya menyebutkan rata-rata persentase stunting di Bali menurun. Namun, penanganan dari hulu dinilai sangat penting untuk dilakukan.

“Nanti akan diumumkan terkait dengan angka stunting apakah naik atau turun oleh Pak Presiden, sekarang baru data sementara saja. Di Bali rata-rata menurun hanya di Gianyar masih tetap angkanya,” sebutnya kepada Wacanabali.com, Kamis (18/1/24).

Penanganan hulu bagi remaja dan calon orangtua dilakukan dengan melaksanakan edukasi terkait gizi, kesehatan reproduksi, kebiasaan hidup sehat hingga konsep perencanaan keluarga yang baik.

Baca Juga  BKKBN Bali Optimis Angka Stunting Turun Jadi 6,15%

“Hulu ini berarti dilakukan pada remaja atau calon orangtua agar tidak mengalami kekurangan darah dan lain sebagainya. Sehingga, nantinya tidak berpotensi menyebabkan kelahiran stunting,” sambungnya.

Sarles mencatat, sederet upaya perlu ditingkatkan dalam memberantas stunting di tahun 2024 ini, meliputi optimalisasi tim pendamping keluarga (TPK), tim percepatan penurunan stunting dan pelaksanaan sosialisasi yang lebih intens kepada masyarakat.

“Ini kadang yang belum maksimal dilakukan Kabupaten. Sehingga, kedepan harus dimaksimalkan,” tandasnya.

Reporter: Komang Ari