Denpasar – Sejumlah Calon Legislatif (Caleg) di Bali bersuara, soal isu adanya “Suara Hantu” di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024, hampir dirasakan Caleg dari semua Partai Politik (Parpol) yang mengikuti kontestasi rata-rata dari mereka mengaku kehilangan suara yang diluar nalar akal sehat, Sabtu (2/3/24).

Fenomena “Suara Hantu” hampir merata dirasakan di seluruh wilayah se-Bali, salah satunya diduga menimpa Caleg PSI untuk Tingkat I khususnya Dapil Gianyar, Ida Bagus Nyoman Devina Yesa alias Gus Yesa, mengaku kehilangan ribuan suara di beberapa Tempat Pemungutan Suara (TPS) potensial menjadi basis utama dari pendukungnya untuk maju ke DPRD Bali.

Namun, berdasarkan data real count yang berhasil dihimpun dari laman resmi KPU, per 16 Februari 2024 pukul 21.33 WIB tercatat baru mencapai 248 suara dari total .1.536, yang terkumpul di 714 TPS dari 1.591 TPS yang ada dengan presentase sebesar 44, 88%.

Baca Juga  Rekapitulasi Tingkat Provinsi Sah! KPU Bali Tegaskan Tak Ada Bongkar Ulang Kotak

“Intinya saya mempertanyakan kemana larinya itu suara? Kita pegang kok data internal. Intinya kami sangat siap untuk kembali ke ladang (kalah, red) tapi suara kami ini kemana? Itu saja pertanyaan saya,” pungkas Yesa kepada wacanabali.com Sabtu (17/2/24).

Selanjutnya, dugaan tersebut juga dialami Caleg Tingkat I lainnya khususnya Dapil Denpasar dari salah satu Parpol yang berkoalisi dengan PDIP di Pilpres 2024, menduga banyak manipulasi pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 khususnya perhitungan suara Pileg, mengaku telah kehilangan suara dari pendukungnya di beberapa TPS yang jelas sebagai pemilihnya.

“Pemilu kali ini suara hantu banyak. Pemilih tiang (saya, red) jelas, tapi saat dihitung suaranya hilang, gak ada. Apa mungkin pindah ke Partai sebelah?” Ungkap Caleg DPRD Bali yang enggan disebutkan namanya, Sabtu (2/3/24).

Baca Juga  Marak Pelanggaran RTH di Denpasar, Politisi Gerindra Bali Sentil Dinas PUPR

Selain itu, fenomena juga dialami Caleg Perempuan berinisial MS yang maju ke Tingkat II Denpasar dari Partai Golkar Dapil Denpasar Barat (Denbar), mengatakan memiliki perolehan suara pasti dari keluarga besar yang melakukan pencoblosan di salah satu TPS. Namun, pada kenyataannya ia malah kehilangan suara tersebut saat proses perhitungan.

“Aneh, masa pas perhitungan suara saya malah ga ada. Padahal jelas, keluarga milih saya di TPS itu ga mungkin orang lain kan. Diluar nalar loh ini,” cetusnya.

Diberitakan sebelumnya, Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Bali memastikan tidak ada kecurangan Pemilu di Bali walaupun terdapat lima Pemungutan Suara Ulang (PSU).

I Dewa Agung Gede Lidartawan selaku Ketua KPU Bali menjelaskan, semua proses berjalan dengan transparan dari tingkat TPS hingga tingkat Kecamatan atau PPK yang sedang berjalan saat ini.

Baca Juga  Pilkada Jembrana 2024, KPUD dan Bawaslu "Refocusing" Anggaran Rp5,6 Miliar

“Tidak ada kecurangan Pemilu di Bali, dan itu bukan kata saya, semua saksi di lapangan mengatakan Pemilu Bali berjalan dengan baik. Walaupun ada kesalahan di lapangan itu masih hal yang wajar, dan langsung diperbaiki oleh petugas,” jelas Lidartawan, Kamis (22/2/24).

Ia menyebut, isu kecurangan seperti kehilangan suara ataupun fenomena suara hantu itu sengaja dimunculkan oleh pihak tertentu di Bali, dan menurutnya harus segera dihentikan, karena dianggap telah mengusik masyarakat lain yang sudah menjalankan proses Pemilu dengan baik dan aman. KPU juga telah menargetkan proses rekapitulasi di tingkat Kabupaten bisa segera diselesaikan, dilakukan setelah proses di tingkat Kecamatan tuntas secara menyeluruh.

Reporter: Gung Krisna