Denpasar – Kelompok aktivis mahasiswa yang terdiri dari Kesatuan Mahasiswa Hindu Indonesia (KMHDI) dan Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) mendorong agar banjir dan sampah dapat menjadi tema debat Pemilihan Wali Kota (Pilwali) Denpasar 2024.

Menurut mereka banjir dan sampah adalah masalah tahunan di Kota Denpasar yang sampai hari ini belum ada solusi komperhensif untuk menyelesaikanya.

Ketua Cabang KMHDI Denpasar Dewa Permana mengatakan sebagai ibu kota Provinsi Bali, Denpasar menyimpan sejumlah permasalah salah satunya banjir. Dewa menambahkan sampai sejauh ini persoalan banjir belum menemukan solusi komperhensif untuk dapat diselesaikan.

“Banjir sudah menjadi masalah tahunan di Kota Denpasar. Sebagai kota Pariwisata tentu hal ini sangat merugikan citra Kota Denpasar. Untuk itu pemimpin Denpasar kedepan harusnya memiliki solusi atau pendekatan untuk segera mengatasi banjir di Denpasar,” terangnya.

Baca Juga  Isu Lingkungan Jadi Tema Debat, KPU Minta Usulkan Langsung ke Pusat

Lebih lanjut Dewa mengatakan, persoalan banjir di Kota Denpasar memang tidak terlepas dari pembangunan yang masif seiring dengan perkembangan pariwisata dan ekonomi di Kota Denpasar.

“Pembangunan ini sering sekali mempersempit bahkan merusak drainase sehingga aliran air terhambat. Dan ketika ada hujan deras maka akan terjadi banjir,” ungkapnya.

Untuk itu menurutnya harus ada evalusi pola pembangunan di Kota Denpasar. Dimana pembangunan kedepan harus mempertimbangkan aspek lingkungan.

“Dalam debat Pilwali nanti lah kita berharap para calon Wali Kota memaparkan strategi pembangunanya guna mengatasi banjir di Kota Denpasar,” terangnya.

Sementara itu, Ketua PMII Denpasar Teguh Alfaidzin mengatakan disamping banjir, sampah juga harus menjadi sorotan dalam debat Pilwali nanti. Hal ini melihat bahwa sampah masih menjadi pekerjaan rumah calon pemimpin Kota Denpasar kedepan.

Baca Juga  Polemik Penutupan Gunung, Gus Wah: Pantai dan Gunung Sama Sucinya

Teguh mengatakan sistem tata kelola sampah di Denpasar masih belum optimal, ini dibuktikan dari sering ditemui tumpukan sampah yang meluber sampai ke jalan raya, terkhusus ketika terjadi kebakaran TPA Suwung.

“Kebakaran TPA Suwung kemarin menjadi pembelajaran bagi kita bahwa sistem tata kelola sampah di Denpasar belum optimal. Karena ketika TPA Suwung ditutup, luberan sampah terjadi dimana-mana disepanjang jalan,” terangnya.

Lebih lanjut, Teguh mengatakan persoalan sampah memang tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah kota, namun juga tanggung jawab masyarakat. Namun, pemerintah dengan anggaran yang dimiliki justru harus membuat inovasi agar persoalan sampah dapat diatasi.

“Forum debat Pilwali tentu akan jadi menarik jika membahas persoalan sampah. Sehingga kita sebagai pemilih tahu bagaimana gagasan para calon pemimpin Kota Denpasar untuk mengatasi persoalan sampah,” terangnya.

Baca Juga  Bro Adi Sebut Kaesang Pangarep Akan 'Turun Gunung' Menangkan Pilwali Denpasar

Reporter: Agus P