Denpasar – Merespon pernyataan Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali mengenai keikutsertaan pemuda dalam pengawasan pemilu, Koordinator Komunitas Gagasan Pemuda (Gada) Provinsi Bali I Gusti Putu Putra Mahardika atau yang kerap disapa Guswah menyebut agar hal tersebut bukan sekadar wacana belaka.

“Jangan sampai narasi melibatkan anak muda hanya sebagai pemanis saja, harapan kita tentu ketika terdapat laporan nanti dalam prosesnya ada langkah dan keputusan yang tegas di lakukan oleh lembaga penyelenggara,” ungkap Guswah di Denpasar, Senin (29/4/24).

Menurutnya, signifikansi pengaruh generasi muda terhadap kontestasi dan keterpilihan tidak cukup hanya diwujudkan dengan datang ke Tempat Pemungutan Suara (TPS).

“Partisipasi pemilih muda, dengan jumlah yang sangat mayoritas akan memberikan partisipasi yang lebih bermakna (meaningful participation),” sambungnya.

Baca Juga  Dua Pelajar Hanyut saat Mandi di Obyek Wisata Gelar

Terakhir ia menekankan, dalam suasana seperti ini di sisi lain terdapat upaya membentuk iklim demokrasi baru yang lebih baik kedepannya.

“Hari ini momentum transisi merawat moral demokrasi yang baik peralihan dari generasi tua ke generasi muda,” pungkas Guswah.

Sementara itu, Koordinator Divisi Pencegahan, Partisipasi Masyarakat, dan Hubungan Masyarakat Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Provinsi Bali, Ketut Ariyani menyebut pemuda memiliki peran vital guna memastikan proses demokrasi yang terlegitimasi.

“Pemuda membawa keberagaman dan inklusivitas dalam pengawasan pemilu, memperkaya perspektif dengan perkembangan teknologi yang berkembang pesat di era ini,” tegas Ariyani.

Lebih lanjut, Ariyani menambahkan beberapa alasan mengenai partisipasi pemuda dalam pengawasan pemilu sangat penting, salah satunya pemuda menjadi bagian integral dari masyarakat yang terkena dampak langsung dari keputusan politik.

Baca Juga  Penggiat Isu Lingkungan: Sampah Plastik di Bali Perlu Penanganan Hulu

Reporter: Dewa Fathur

Editor: Ngurah Dibia