HIV-AIDS di Bali Tahun 2024 Tembus 30 Ribu Kasus
Denpasar – Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Provinsi Bali mencatat sejak tahun 1987 hingga tahun 2024 terjadi peningkatan kasus HIV-AIDS. Setiap tahun diperkirakan meningkat 100-200 kasus. Hingga 2024, tercatat 30 ribu kasus.
“Sampai bulan Maret 2024 sudah mencapai 30 ribu lebih. Itu data dari tahun 1987. Jadi bukan baru ditemukan dengan jumlah tersebut, tapi dari tahun 1987 hingga ditemukan 30 ribu kasus,” ungkap A.A. Ngurah Patria Nugraha, Kepala Sekretariat KPA Bali, kepada wartawan di kantor KPA Bali, Kamis (10/9/24).
Penemuan peningkatan kasus HIV-AIDS di Bali, lanjut Ngurah Nugraha, berdasarkan hasil pemeriksaan Voluntary Counseling and Testing (VCT). yang sudah tersedia di masing-masing layanan puskesmas di Bali.
“Peningkatan kasus ini kita melihat bahwa, pelayanan kesehatan kita sudah terakomodir. Jadinya banyak masyarakat sudah melakukan test kesehatan,” jelasnya.
Ngurah Nugraha mengaku salah satu faktor penyebab penularan melalui hubungan seksual. Namun, kata dia, yang ditemukan pihaknya selama ini masih didominasi oleh populasi kunci.
“Faktornya banyak, ini kasus penularan masih kepala populasi kunci. Mudah-mudahan tidak sampai dengan populasi umum. Karena rating di Bali masih di bawah 1 persen. Nah, kalau dari paling banyak ditemukan melalui hubungan seksual,” jelasnya.
Lebih lanjut, Ngurah Nugraha menyampaikan, kasus HIV-AIDS di Bali didominasi laki-laki dibanding perempuan dengan rentan usia produktif.
“Dominan laki-laki dibanding perempuan. Rentan usia faktor risiko paling banyak, masih di usia produktif antara 15-49 tahun,” sebutnya.
Ngurah Nugraha kemudian mengatakan, pihaknya belum menemukan daerah atau obyek mana yang paling banyak terjadi kasus HIV-AIDS di Bali.
“Kalau di obyek pariwisata juga ada kemungkinan ya, karena kita juga tidak bisa membuka status orang yang terkena HIV itu,” pungkasnya.
Reporter: Yulius N
Editor: Ngurah Dibia
Tinggalkan Balasan