Alasan Kerja Kelompok Berujung Maut, Cerita Keluarga Pelajar Hanyut di Wisata Gelar
Jembrana – Duka mendalam dialami oleh kedua keluarga pelajar yang hanyut saat mandi di obyek wisata Gelar, Banjar Palungan Batu, Desa Batuagung, kecamatan Jembrana, Senin (30/09/24). Pihak keluarga tidak menyangka kedua remaja tersebut akan pergi ke Gelar, saat pamitan mereka mau belajar bersama di sekolah.
Mariadi, salah satu paman korban yang ikut mendatangi lokasi keponakannya hanyut. Dengan raut kesedihan, dirinya menceritakan kepergian keponakannya saat pamit kepada orang tuanya.
“Keponakan saya (RFZ ) dijemput temannya sekitar pukul 13.00 Wita oleh temannya, alasannya mau belajar bersama di sekolah untuk membuat video, kirain tidak ke sini (obyek wisata Gelar),” ungkapnya.
Hingga menjelang malam, ibu RFZ (14 ) panik karena ananknya tidak kunjung pulang. Kecemasan orang tua korban bertambah saat sepeda motor yang menjemput anaknya berada di Gelar.
“Ibunya bingung mencari anaknya tak belum pulang, dikira masih di wilayah Pengambengan, tahunya korban di Gelar setelah dikasi tahu oleh bapak korban DAH (korban lainnya) katanya sepedanya dijumpai di Gelar. Lalu keluarga bergegas ke sini hingga jam 12.00 pas ketemu korban pertama (DAH),” ungkap Mariadi.
Kedua remaja asal Desa Pengambengan ini, hanyut saat mandi di sungai di Wisata Gelar. Pada hari tersebut Kabupaten Jembrana dihuyur hujan deras, yang mengakibatkan air sungai meluap sejak pukul 14.00 Wita. Sebenarnya obyek wisata Gelar sudah sepi pengunjung maupun petugas sejak pukul 15.00 Wita. Akibatnya tidak ada warga yang melihat kedatangan kedua remaja tersebut ke obyek wisata Gelar yang berada tepat di perbatasan pemukiman warga dan hutan.
Jenazah kedua korban ditemukan di lokasi waktu dan berbeda. Salah seorang warga Palungan Batu, I Wayan Wisada yang turut melakukan pencarian menuturkan korban DAH pertama kali ditemukan yakni sekitar pukul 00.00 Wita.
“Korban pertama ditemukan masih di dalam air sudah dalam keadaan meninggal dunia, sekitar satu kilometer dari gelar,” ujarnya.
Sedangkan korban RFZ ditemukan di hari berbeda yakni Selasa (01/10/24). Korban ditemukan lebih jauh dari korban pertama.
“Korban kedua kita temukan hari ini sekitar 3 kilometer dari parkir gelar, tadi saat ditemukan korban nyangkut di batu yang namanya batu perahu, berada ditumpukan batang kayu yang terbawa banjir,” imbuh Wisada.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut. Pihaknya bersama tim SAR gabungan lainnya telah menerjunkan anggota mulai Senin petang hingga Selasa.
“Hari pertama pencarian kita disulitkan dengan kondisi medan yang sulit cuaca eksrtrim hujan serta di tengah suasana malam hari, menjadi kendala dalam penyusuran sungai namun petugas SAR gabungan termasuk dari kami BPBD bersama masyarakat sekitar terus melakukan pencarian dengan menyusuri sungai, bersyukur kedua korban segera kita temukan,” bebernya.
Agus Artana mengingatkan masyarakat Jembrana untuk selalu waspada menyikapi cuaca ekstrem belakangan ini. Semua musibah bisa terjadi tidak mengenal waktu, tempat dan bisa menimpa siapa saja.
“Cuaca seperti ini (hujan deras disertai angin) sangat memungkinkan terjadi bencana, terutama banjir, tanah longsor maupun pohon tumbang. Ini perlu kita waspadai bersama,” imbuh Agus.
Reporter: Agus
Editor: Ngurah Dibia
Tinggalkan Balasan