Debat Ketiga Pilgub Bali Dinilai Tak Ubah Peta Politik Secara Signifikan
Denpasar – Debat putaran ketiga Pilkada Bali telah digelar Rabu (20/11/24). Lazimnya, debat memang menjadi ajang yang ditunggu-tunggu untuk menilai gagasan yang dilontarkan oleh masing-masing pasangan calon.
Kendati demikian, Pengamat Politik dari Universitas Udayana, Efatha Filomeno Borromeu Duarte, menilai debat terakhir ini tidak memberikan banyak pengaruh terhadap perubahan peta politik. “Debat ini memang tidak banyak memberikan efek apalagi ini merupakan debat ketiga. Debat itu menjadi langkah memverifikasi kembali tapi tidak menjadi game changer atau mengubah situasi dukungan-dukungan politik hari ini,” ujarnya kepada Wacanabali.com, Kamis (21/11/24).
Menurutnya, debat terakhir ini lebih ditujukan kepada para pemilih mengambang atau swing voters serta pemilih yang belum menentukan pilihan atau undecided voters. “Peta politik ini mungkin setelah debat ketiga ini tidak banyak berubah dan malah yang undecided voters itu mungkin memilih untuk menjatuhkan pilihannya di mana dan kepada paslon siapa. Jadi, saya melihat faktor tersebutlah yang menjadi poin dasar kita melihat di debat ketiga ini,” sambungnya.
Namun, sambungnya, sebagian besar pemilih biasanya sudah memiliki pandangan dan pilihan politik masing-masing, baik terhadap kandidat maupun isu-isu yang diusung. “Menariknya bahwa pola pemilihan masyarakat Indonesia itu memang sudah terpolarisasi dengan sendirinya. Jadi, masyarakat itu sudah memiliki pandangan politiknya masing-masing. Nah, pandangan-pandangan politik ini akan direview atau diverifikasi di dalam debat itu saja,” papar Efatha.
Pihaknya menegaskan, momen debat kandidat ini menjadi penting di tengah kejenuhan yang muncul akibat intensitas politik dan kampanye yang berlangsung. Selain memberikan ruang korektif bagi calon pemilih, debat juga menjadi ajang bagi para calon untuk menunjukkan ketangkasan, kemampuan berargumentasi, serta respon cepat mereka terhadap isu-isu yang diangkat.
Reporter: Komang Ari

Tinggalkan Balasan