Denpasar – Kompleksitas masalah yang dihadapi Bali saat ini menjadi perhatian serius berbagai kalangan. Pertanyaan besar, Bali mau dibawa ke mana? kerap muncul di tengah masyarakat.

Menjawab kekhawatiran tersebut, Gubernur Bali terpilih, Wayan Koster, memberikan paparan komprehensif dalam seminar bertajuk “Bali Mau Dibawa Kemana” yang digelar Paiketan Krama Bali di Kampus IPB Internasional Denpasar, Jumat (11/1/2025).

Gubernur Bali terpilih, Wayan Koster menjadi narasumber utama dalam dialog “Bali Mau Dibawa Kemana” digelar oleh Paiketan Krama Bali, di kampus IPBI Denpasar, Sabtu (11/1/25). Sumber: tim/wacanabali.com

Wayan Koster, memaparkan visi strategisnya untuk pembangunan Bali dalam jangka pendek hingga panjang. Ia mengungkapkan telah merancang rencana pembangunan hingga 100 tahun ke depan, dari 2025 hingga 2125, dengan fokus utama pada keberlanjutan dan kesejahteraan masyarakat Bali.

Dalam lima tahun mendatang, Koster menegaskan akan memprioritaskan beberapa sektor, yaitu adat dan agama, kesehatan, pendidikan, transformasi ekonomi kerthi Bali, pertanian, kelautan dan perikanan, UMKM, infrastruktur, serta lingkungan hidup.

Baca Juga  Wayan Koster: Jadikan 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali' Sebagai Landasan Pembangunan

“Adat, budaya dan agama adalah jiwa masyarakat Bali. Di sini terletak ruh kehidupan Bali. Karena itu, pelestarian adat, budaya dan agama menjadi tanggung jawab utama yang harus terus dijaga,” ujar Koster.

Selanjutnya, ia menyoroti pentingnya akses layanan kesehatan gratis dan pendidikan yang terjangkau bagi seluruh masyarakat Bali. Menurutnya, pembangunan sumber daya manusia yang berkualitas akan menjadi fondasi utama Bali ke depan.

Salah satu peserta dialog mengajukan pertanyaan. Sumber: tim/wacanabali.com

Transformasi Ekonomi Kerthi Bali
Koster memperkenalkan konsep transformasi ekonomi kerthi Bali sebagai upaya mendorong perekonomian yang tidak lagi bertumpu sepenuhnya pada sektor pariwisata.

“Ekonomi kerthi Bali dirancang secara detail untuk membangun ekonomi berkelanjutan yang ramah lingkungan dan mampu meningkatkan kesejahteraan masyarakat Bali,” jelasnya.

Baca Juga  LCC Haluan Pembangunan Bali: Enam Tim Siap Bersaing di Final

Terkait pembangunan infrastruktur, seperti jalan dan pelabuhan, juga menjadi perhatian utama. Koster menekankan pentingnya penyelesaian infrastruktur yang mendesak, termasuk penanganan masalah kemacetan yang kian parah di Bali.

Koster juga memastikan bahwa isu lingkungan, kehutanan, dan pengembangan energi bersih tetap menjadi prioritas pembangunan lima tahun mendatang.

“Kita harus menjaga keseimbangan alam Bali agar tetap lestari untuk generasi mendatang,” tegasnya.

Dalam seminar Mahasabha II yang dihadiri ratusan peserta, Koster menutup paparannya dengan optimisme, bahwa Bali dapat menghadapi tantangan masa depan jika dikelola dengan visi yang jelas dan kebijakan yang berpihak pada masyarakat serta lingkungan.

Reporter: Yulius N