Jembrana – Gelombang tinggi menerjang pesisir selatan Jembrana sejak dua hari terakhir, terparah terjadi pada Rabu (28/05/25). Gelombang tinggi mengakibatkan sejumlah rumah warga rusak dan belasan terendam air laut atau banjir rob.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana, I Putu Agus Artana Putra membenarkan terjadinya bencana yang menerjang pesisir selatan Jembrana. Menurutnya terdapat dua desa yang terdampak bencana tersebut yakni Desa Perancak, Kecamatan Jembrana dan Desa Pengambengan, Kecamatan Negara.

Pihaknya mengaku telah menerjunkan petugas BPBD ke kedua desa tersebut untuk melakukan assesment serta pendataan. Untuk di Desa Perancak, Gelombang tinggi mengakibatkan empat rumah warga dan satu rumah makan serta penangkaran dan konservasi penyu terdampak banjir rob.

Baca Juga  Meninggal di Amerika Serikat Pertengahan Bulan lalu, Akhirnya Jenazah Arya Tiba di Jembrana

“Gelombang tinggi terjadi sejak kemarin namun tidak begitu tinggi, sedangkan hari ini gelombang hingga melewati grip dan air laut masuk kerumah warga, tidak ada kerusakan rumah di Desa Perancak,” ungkap Agus Artana saat dikonfirmasi, Rabu (28/05/25) sore.

Agus Artana melanjutkan untuk di Banjar Ketapang, Desa Pengambengan, gelombang tinggi mengakibatkan enam rumah warga rusak dan pesisir pantai tergerus abrasi. Selain itu sejumlah rumah warga tergenang air laut. Saat ini pihaknya sedang melakukan pendataan kerugian akibat bencana tersebut.

“Dari enam rumah tersebut tiga diantaranya mengalami tembok rusak dan tanah tergerus. Untuk kerugian masih di hitung oleh pihak desa,” ujarnya.

Sementara itu Kepala Desa Pengambengan, Kamaruzzaman, membenarkan kejadian tersebut. Menurutnya, kejadian tersebut terjadi sekitar pukul 08.00 Wita. Saat itu Gelombang tinggi menerjang daratan Pengambengan sehingga merusakan tanah dan bangunan milik warga.

Baca Juga  Terlilit Utang, RSUD Negara Dapat Perhatian Serius Bupati Jembrana

Pihaknya juga menjelaskan, dari keenam rumah warga yang rusak, sebagian besar tidak aman untuk ditempati, karena tanahnya sudah tergerus dan tembok bangunan banyak yang rusak. Saat ini pemilik rumah memilih mengungsi.

“Ada enam keluarga yang mengungsi empat keluarga memilih tinggal di rumah saudaranya. Dua keluarga untuk sementara tinggal di tenda pengungsian milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jembrana,” jelasnya

Kamaruzzaman juga menyinggung abrasi yang sudah terjadi bertahun-tahun di wilayahnya. Pihaknya maupun warga setempat berharap ada penanganan abrasi oleh pemerintah sehingga tanah dan rumah warga bisa terhindar dari terjangan gelombang tinggi.

Reporter: Dika

Editor: Ngurah Dibia