Denpasar – Bank Pembangunan Daerah (BPD) Bali mengambil peran strategis dalam penyaluran perdana Program Kredit Industri Padat Karya (KIPK) di Pulau Dewata. Program ini digagas Kementerian Perindustrian (Kemenperin) untuk memperkuat industri padat karya yang menyerap banyak tenaga kerja.

KIPK menawarkan kredit hingga Rp10 miliar dengan tenor delapan tahun serta subsidi bunga 5 persen dari pemerintah. Kehadiran BPD Bali sebagai bank penyalur diharapkan mampu mempercepat transformasi ekonomi Bali, sekaligus membuka ruang bagi IKM untuk naik kelas.

Direktur Utama BPD Bali, I Nyoman Sudharma SH MH, menegaskan kesiapan pihaknya mendukung penuh program ini. “Kami concern mendukung KIPK. Industri kecil menengah adalah tulang punggung ekonomi Bali sekaligus penyerap tenaga kerja yang besar,” ujarnya usai penyaluran perdana di Gedung Wiswa Sabha, Renon, Denpasar, Kamis (4/9/2025).

Baca Juga  Pemuda Katolik dan Cipayung Bali, Datangkan Koster Bedah Visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali'

Secara simbolis, BPD Bali menyalurkan kredit perdana KIPK kepada tiga pelaku industri: CV Pelangi (makanan), Dian’s Rumah Songket dan Endek (tekstil), serta CV Bali Tedung Nusa Island (furnitur). Menurut Sudharma, langkah ini akan memacu produksi, meningkatkan daya saing, dan memperkuat industri lokal.

Saat ini, BPD Bali mencatat ada 11 calon debitur yang tengah mengajukan pinjaman KIPK. “Pipeline kami sudah ada 11 calon, tapi kami tidak berhenti di situ. Kami terus mencari lagi agar program ini berkelanjutan, bukan hanya di tahun ini tapi juga di tahun depan,” jelasnya.

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita mengapresiasi langkah cepat BPD Bali. Ia menegaskan Kemenperin menargetkan sebanyak mungkin pelaku industri bergabung agar peremajaan teknologi, pembelian mesin baru, dan modal usaha dapat segera terlaksana.

Baca Juga  Dapat Restu Menteri PU, Sejumlah Proyek Strategis Siap Dibangun di Bali

Gubernur Bali Wayan Koster juga menyambut baik peran BPD Bali dalam mendukung KIPK. Menurutnya, permodalan selama ini menjadi kendala utama bagi IKM untuk berkembang. “Dengan adanya kredit bersubsidi ini, IKM kecil bisa naik kelas menjadi menengah, dan yang menengah bisa tumbuh lebih besar,” tegas Koster.

Dengan keterlibatan BPD Bali, KIPK diharapkan menjadi angin segar bagi kebangkitan ekonomi Bali. Akses modal yang lebih luas diyakini akan memperkuat daya saing industri padat karya, sekaligus membuka lapangan kerja yang lebih banyak di Pulau Dewata.