Minim Formasi Guru Bahasa Bali, Prof Suarta: Ini Anomali
Denpasar – Minimnya formasi bagi guru Bahasa Bali dalam seleksi Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) mengundang pendapat berbagai pihak salah satunya Rektor Universitas PGRI Mahadewa Indonesia (UPMI), Prof I Made Suarta MHum.
Saat ditemui di kampus UPMI, Jumat (13/10/23) dirinya menyatakan fenomena tersebut sebagai anomali (keanehan, red), karena sedang gencarnya statement (pernyataan) pemerintah prihal melestarikan Budaya Bali.
“Disini tiyang (saya, red) melihat ada sedikit anomali dimana pemerintah mewacanakan pelestarian Budaya Bali, dimana salah satunya adalah Bahasa Bali,” terangnya.
Lebih lanjut Prof Suarta menambahkan seharusnya pada perekrutan PPPK Guru Bahasa Bali mendapat porsi yang lebih.
“Jika dalam praktiknya Guru Bahasa Bali mendapatkan sedikit kesempatan dalam perekrutan, di sisi lain kebijakan pemerintah ingin melestarikan Budaya Bali, ini kan sebuah anomali,” sambungnya.
Menurutnya harus dilakukan musyawarah untuk mendapatkan win-win solution (penyelesaian yang menguntungkan dan memuaskan semua pihak, red) dalam pemecahan masalah ini.
“Harus ada pemecahan masalah di sini, kan bapak gubernur sudah merumuskan konsep nangun sat kerthi loka Bali, di mana dalam konsep tersebut membahas tentang pelestarian budaya tapi dalam praktiknya seperti perekrutan Guru Bahasa Bali mendapat porsi sedikit, di sini anomalinya dan pemerintah serta stakeholder (pengampu kebijkan) terkait harus mencari win win solution,” imbuhnya.
Dirinya mengungkapkan bahwa ada kekhawatiran terhadap minat masyarakat yang menurun untuk menjadi Guru Bahasa Bali, dengan kondisi seperti sekarang.
“Yang menjadi kekhawatiran saya adalah akan menurunnya minat masyarakat untuk menjadi Guru Bahasa Bali, karena fenomena minimnya diberi kesempatan bisa saja akan punah jika tidak dicarikan solusi secepatnya,” tutupnya.
Seperti yang diketahui beberapa bulan belakangan sedang terjadi rekrutmen Aparatur Sipil Negara (ASN) dimana dalam rekrutmen tersebut Guru Bahasa Bali mendapat formasi yang sedikit, bahkan di salah satu kabupaten Guru Bahasa Bali tidak mendapat formasi.
Reporter: Dewa Fathur
Editor: Man Ady

1 Komentar
Sangat setuju Prof.DR Suarta. Dari pelestarian budaya akan muncul gagasan2 untuk lebih nengacu pada minat masyarakat untuk menmempelahari bahasa bali. Dan pada intinya Pemerintah harus lebih memperhatikan m
Kebijakan2 yg telah di keluarkan. Agar budaya kita tetap lestari dan bisa bersaing di masyarakar🙏