Limbah Visual Kampanye Ancam Lingkungan, Netizen Bali Dorong Transisi “Green Campaign”
Denpasar – Sejumlah warganet Bali mulai mengkritisi, terkait efektivitas penggunaan baliho, spanduk dan sejenisnya, oleh para Bakal Calon Legislatif (Bacaleg) atau politisi sebagai alat peraga kampanye jelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024 untuk menarik simpati pendukungnya, dinilai jauh dari konsep Kampanye Hijau (Green Campaign) menjadi ancaman baru bagi lingkungan karena limbah visual baliho yang dihasilkan.
“Bukankah Bali berkomitmen menjadi Green Island? (Pulau Hijau, red). Pas kemaren saya lewat dan mikir kok kota malah jadi terkesan semerawut gara-gara itu (baliho kampanye, red), jauh dari konsep Green Campaign (Kampanye Hijau, red). Mereka (Bacaleg, red) harus realistis dan moderen, gunakan media online yang tepat, masukkan dalam campaign plan (agenda kampanye, red) akan lebih dapat diterima oleh generasi milenial,” tegas Agung Pram, tokoh masyarakat yang sangat konsen terhadap lingkungan dan alam Bali, Jumat (16/9/23).
Menurut pria yang akrab disapa Jik Pram tersebut, para bacaleg jelang Pemilu Legislatif (Pileg) 2024 semestinya memiliki komitmen terhadap lingkungan, konsep green campaign harus ditegakkan saat ini. Mengingat, revolusi industri telah banyak mempengaruhi pola berpikir para generasi muda Bali saat ini, transisi gaya kampanye melalui pemanfaatan platform digital dianggap lebih efektif digunakan para politisi guna merebut simpati para pendukung, khususnya kalangan milenial.
“Sampah kampanye itu hanya soal komitmen dan kesadaran. Aturannya yang perlu diperjelas dan dipertegas, inovasi dan teknologi tersedia banyak sekali, hanya soal keinginan dan kesadaran dari para pemainnya saja. Jangan sampai pemerintah mengeluarkan biaya lagi untuk menangani sampah kampanye, kontestan harus menyadari hal tersebut, bila benar-benar mewakili rakyat,” ungkapnya.
Dalam upaya mendukung implementasi green campaign atau kampanye hijau melalui pemanfaatan platform digital jelang Pemilu 2024, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP) Denpasar Anak Agung Ngurah Bawa Nendra menyebutkan, pihaknya tengah gencar melakukan aksi penurunan baliho di Kota Denpasar, termasuk baliho kampanye politik yang telah kadaluarsa dan rusak, menjadi salah satu sasaran penurunan.
“Kita akan sasar dulu yg ada di jalan-jalan protokol di kota Denpasar serta menurunkan baliho-baliho yang kadaluarsa dan yang rusak. Hal ini sudah berlangsung dari seminggu yang lalu. Kita akan terus melaksanakannya secara rutin,” ujarnya, Kamis (14/9/2023).
Ia juga menyoroti penggunaan baliho untuk keperluan kampanye politik dianggap berlebihan. Menurutnya, perlu peralihan alat kampanye dari penggunaan baliho ke platform digital agar meminimalisir adanya dampak negatif sampah baliho tersebut terhadap lingkungan.
“Kita mengharapkan agar penggunaan baliho saat sosialisasi bisa dikurangi, sekarang kan sudah bisa melalui media sosial (online, red),” harapnya.
Reporter: Krisna Putra
Editor: Ngurah Dibia
Tinggalkan Balasan