Kiki Syah “Naik Daun” Usai Kirim Pesan Toleransi Nyepi di Bali
Denpasar – Sosok pluralis muda bernama Muhamad Syahnakri alias Kiki Syah, seketika namanya “Naik Daun” usai mengirim pesan Toleransi Umat Beragama di Bali, melalui tanggapan dalam postingannya di Sosial Media (Sosmed) pascapenetapan pelaksanaan sholat tarawih malam pertama Bulan Ramadhan, beriringan dengan Perayaan Nyepi Tahun Baru Saka 1946/2024 yang sempat menimbulkan pro-kontra di masyarakat, dikutip Jumat (15/3/24).
Kiki menceritakan, postingannya tersebut sempat viral dan menjadi perbincangan warganet, diketahui awalnya sengaja dibuat untuk menanggapi salah satu cuitan (tweet) pemilik akun @diandrakartini di Platform X, mengatakan pelaksanaan Nyepi di Bali seharusnya tidak membatasi umat muslim yang ingin sholat tarawih di masjid, juga mengatakan aktifitas Nyepi di Bali tidak memperbolehkan umat muslim untuk sholat di masjid sebagi sikap yang intoleran.
Hal tersebut sontak membuat pria yang merupakan mantan Presiden Mahasiswa BEM Undiknas tersebut bereaksi, Kiki memberikan pemahamannya melalui pesan toleransi sekaligus mematahkan pernyataan pemilik akun @diandrakartini, bahwa Umat Hindu di Bali melaksanakan Catur Brata Penyepian sebagai syarat sah diterimanya ibadah Nyepi kepada Sang Pencipta. Sebagai pemuda muslim yang lahir, besar dan mencari nafkah di Bali, dirinya mengajak umat non-Hindu di Bali agar dapat memahami kondisi ini sebagai bentuk sikap toleransi antarumat.
“Saya adalah seorang putra daerah Bali yang beragama muslim, penting untuk Mbak Diandra ketahui bahwa sama seperti kita (umat muslim, red) yang memiliki syarat sah agar ibadah kita dapat diterima, Umat Hindu memiliki Catur Brata Panyepian di Bali yakni amati geni dilarang menyalakan api atau cahaya, amati karya dilarang bekerja, amati lelunganan dilarang bepergian, dan amati lelanguan dilarang bersenang senang. Ini syarat sah agar ibadah Nyepi saudara kita dapat diterima, Mbak. Selagi hukum di agama kita memiliki hukum alternatif, indahnya jangan kita memberikan tanggapan yang mengganggu kemutlakan syarat ibadah umat lain,” ungkap Kiki pada postingan @diandrakartini 11 Maret 2024.
Kiki juga menambahkan, bahwa hukum pelaksanaan tarawih dalam Islam adalah Sunnah Muakad dan dirinya mencantumkan kisah Nabi Muhammad yang melaksanakan sholat tarawih hanya 3 kali di Bulan Ramadhan karena khawatir umatnya kelelahan karena bacaan ayat yang panjang.
“Saya bukan kiai atau ustadz, mbak. Namun perlu kita sepakati bersama bahwa pelaksanaan tarawih dalam Islam adalah Sunnah Muakad yakni jika dikerjakan dapat pahala, jika tidak dilakukan tidak masalah. Apalagi tetap dilakukan namun di rumah. 1 hari saja mbak untuk menghargai saudara kita yang Nyepi. Saya terakan di atas hadits yang menceritakan Nabi Muhammad pernah melaksanakan sholat tarawih di masjid hanya 3 kali yakni di malam ke 23, 24, 25 Ramadhan karena khawatir umatnya kelelahan karena bacaan ayat yang panjang. Selebihnya di rumah,” paparnya.
Ia juga meneruskan imbauan MUI Provinsi Bali, menegaskan untuk umat muslim di Bali agar melaksanakan tarawih di rumah dan tidak melakukan perlawanan terhadap desa adat setempat.
“MUI Provinsi Bali juga menegaskan bahwa Umat Muslim di Bali dapat melaksanakan tarawih di rumah dan jika ingin tarawih di masjid, seizin desa adat silahkan menuju masjid terdekat, tidak berisik, dan tidak menggunakan pencahayaan. Namun jika tidak diizinkan jangan melawan! Sama seperti kita (umat muslim, red) yang memegang hal-hal prinsip yang tak dapat diganggu, jika kita memiliki langkah beribadah alternatif, jangan kita bersikap intoleran terhadap syarat mutlak ibadah saudara Hindu kita,” tegasnya.
Tanggapan Kiki tersebut ramai dan mendapat tanggapan positif dari masyarakat melalui sosial media TikTok dengan jangkauan jumlah penonton sebanyak 420 ribu kali ditonton.
Reporter: Gung Krisna
Tinggalkan Balasan