Denpasar – Gubernur Bali periode 2018-2023 I Wayan Koster angkat bicara terkait masifnya alih fungsi yang disebabkan oleh ekspansi pariwisata. Menurutnya Kedepan perlu penataan ulang pembangunan pariwisata.

“Di satu sisi industri pariwisata berkembang, ekonominya tumbuh, tapi kan pembangunan pariwisata juga mengorbankan lahan. Maka ke depan penggunaan lahan yang produktif, apalagi sawah, itu memang harus betul-betul dikendalikan secara ketat,” kata Wayan Koster kepada wartawan di STIMI Primakara usai memberikan kuliah umum, pada Selasa (28/5/24).

Lebih lanjut, Koster menyebut upaya pengendalian penggunaan lahan produktif tidak bermaksud untuk membatasi pembangunan sektor pariwisata. Justru, Ia menekankan agar lahan tidak produktif yang dimanfaatkan untuk kepentingan pariwisata.

Baca Juga  Pemuda Katolik dan Cipayung Bali, Datangkan Koster Bedah Visi 'Nangun Sat Kerthi Loka Bali'

“Bukan tidak boleh membangun pariwisata, boleh, tapi gunakanlah lahan yang tidak produktif. Sehingga lahan-lahan produktif kita, sawah apalagi, pada batas minimum tertentu harus terjaga lahan produktif ini agar bisa menjadi sumber ketersediaan pangan,” jelasnya

Hal itu perlu diatur, lantaran menurutnya kini jumlah penduduk di Bali semakin meningkat. Peningkatan jumlah penduduk itu beriringan dengan meningkatnya kebutuhan pokok.

“Karena kita punya warga, jumlah penduduknya bertambah, tentu membutuhkan ketersediaan pangan yang memadai. Bahkan tidak saja jumlah yang memadai, kualitas pun harus makin bagus, makin sehat pangannya,” imbuhnya

“Karena itu, tidak bermaksud kita akan menghentikan pembangunan pariwisata, tapi mengarahkan pembangunan itu agar menggunakan lahan-lahan yang tidak produktif, lahan kering, seperti di Badung Selatan, lahan-lahan yang tidak produktif itu bisa dibangun,” tandasnya.

Baca Juga  Wayan Koster di Mata Mahasiswa UNBI

Reporter: Yulius N