Wedakarna Dipecat, Wayan Setiawan: Kita Butuh “Orang Gila” di Parlemen!
Denpasar – Menyikapi pemecatan dari anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI asal Bali Arya Wedakarna (AWK) politisi nyentrik asal Badung I Wayan Setiawan menyebut masyarakat Bali harus mempunyai “orang gila” di parlemen.
“Bali butuh suara lain di antara sekian orang-orang normal yang berjuang di parlemen, kita butuh satu orang gila yang berani menyuarakan kepentingan orang Bali demi tegaknya nasionalisme itu sendiri termasuk tegaknya keadilan. Di sinilah arti penting AWK bagi Bali,” ujar Setiawan kepada wacanabali.com, Sabtu (3/2/24).
Lebih lanjut politisi Partai Nasdem ini menjelaskan pemecatan Wedakarna sebagai bentuk amputasi bagi kepentingan dan kekuatan rakyat Bali.
“Badan Kehormatan DPD telah memutuskan sanksi berat padanya (Wedakarna,red). Sementara sebagian rakyat Bali yang terwakili, suaranya nyaris tak dipertimbangkan. Ini sejenis amputasi, kekuatan rakyat ditumbangkan begitu saja oleh sejumlah pejabat yang kebetulan diberi kepercayaan duduk di badan kehormatan itu,” sentilnya.
Dirinya secara pribadi menolak pemecatan dari Wedakarna sebagai senator (istilah lain DPD RI, red) yang mewakili rakyat Bali.
“Bila menyangkut kepentingan masyarakat dalam hal ini menyangkut etiket dan tradisi orang Bali, termasuk kebudayaannya, serta kepentingan lebih luas rakyat Bali yang terwakili. Untuk itu saya protes dan menolak pemecatan AWK, saran saya dia (Wedakarna,red) harus melawan secara hukum,” tegasnya.
Ia menambahkan walaupun apa yang dilakukan oleh Wedakarna kerap dianggap sebagai hal yang negatif, kendati demikian menurutnya AWK merupakan salah satu tokoh yang berjuang untuk Bali.
“Saya paham AWK itu seorang nasionalis, untuk menjadi seorang nasionalis, AWK tak cukup menyuarakan kepentingan-kepentingan nasional semata demi berjalannya dengan baik kebijakan pemerintah pusat. Namun menyuarakan kepentingan-kepentingan Bali adalah juga bentuk nasionalisme yang layak kita dukung bersama, karenanya hukum tetap harus ditegakkan. Ia tidak bisa dipersalahkan atau dipecat semata alasan etis”.
“Walaupun saya sendiri sering tidak setuju bahkan berseberangan dengan tindak-tanduk AWK, kerap ia tidak menghormati perasaan orang Bali serta kerap pula ia melukai perasaan orang Bali yang berseberangan dengannya. Soal ini saya betul-betul tidak setuju, bahkan sering menyerangnya tetapi untuk pemecatan ini saya tidak setuju,” pungkasnya.
Reporter: Dewa Fathur
Editor: Ngurah Dibia
Tinggalkan Balasan