Politik Praktis Ciderai Proses Demokrasi di Gianyar
Gianyar – Dinamkia sosial seperti politisasi agama hingga munculnya politik bansos (bantuan sosial) dalam agenda politik praktis, dianggap telah menciderai proses demokrasi di Kabupaten Gianyar jelang pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.
Salah satu pemuda Gianyar, Calon Legislatif (Caleg) dari Partai PSI untuk DPRD Bali Dapil Gianyar Nomor 3, Ida Bagus Nyoman Devina Yesa atau akrab disapa Gus Yesa memandang, munculnya polemik sosial politisasi agama dan politik bansos yang terjadi di Gianyar merupakan cara-cara elit partai penguasa saat ini, memanfaatkan keperluan dasar masyarakat dan bansos sebagai alat berpolitik praktis, menimbulkan kesewenang-wenangan (abuse of power) demi mempertahankan kekuasaan.
“Terus terang saya sedih melihatnya, bagimana oknum-oknum ini berusaha memanfaatkan situasi yang ada demi kepentingan politik pribadi semata. Contoh, soal ribut-ribut bansos beberapa waktu lalu, saya melihat penyalurannya pun tidak transparan, yang seharusnya bansos dan hibah itu tidak boleh diklaim sebagai milik politisi tertentu. Ini telah menciderai proses demokrasi di Gianyar,” ungkap Gus Yesa kepada wacanabali.com, Rabu (7/2/24).
Menurut Gus Yesa, cara-cara berpolitik praktis yang terjadi di Gianyar membuat kontestasi Pemilu 2024 saling melakukan pembunuhan karakter, menghancurkan strategi dan taktik dengan cara tak etis justru menimbulkan perpecahan karena masyarakat yang diadu secara langsung demi kepentingan pribadi oknum berkedok wakil rakyat Gianyar.
Ia juga berasumsi politik praktis yang terjadi saat ini, telah memunculkan intoleransi melalui kekerasan verbal berbalut teori-teori yang seolah positif, mengkapitalisasi masyarakat Gianyar yang sebagiannya menginginkan perubahan, cenderung terilhat mengkotak-kotakan masyarakat.
“Saya menilai gaya-gaya politik seperti ini justru berbahaya sekali, masyarakat jadi antipati terhadap perbedaan. Bukan seharusnya seorang pemimpin itu merangkul semua? Tidak mengkotak-kotakan seperti saat ini, terlihat sekali ada kepentingan pribadi diatas kepentingan masyarakat. Saya berharap jelang Pemilu masyarakat lebih cerdas dalam memilih, tidak lagi mau di marjinalkan dan bersiap melawan ketimpangan sistem di Gianyar,” pungkasnya.
Yesa berharap pelaksanaan Pemilu 2024 di Kabupaten Gianyar bisa berjalan adil dan transparan, masyarakat juga diimbau untuk cerdas memilih calon, karena 1 suara sangat menentukan nasib dan masa depan Gianyar yang terbiasa hidup dalam perbedaan, dengan konsep “Menyama Braya” mengedapkan nilai-nilai toleransi.
Reporter: Gung Krisna
Editor: Ngurah Dibia
Tinggalkan Balasan