Denpasar – Akademisi Universitas Hindu Negeri Denpasar, Dr. I Gede Sutarya menyarankan agar pariwisata Bali sekarang difokuskan pada pembangunan pariwisata budaya model baru.

Hal tersebut disampaikannya karena prihatin terhadap kondisi pariwisata Bali yang kini tidak lagi memperlihatkan wajah pariwisata Bali yang sesungguhnya.

“Sekarang tinggal menumbuhkan pariwisata budaya model baru yang bergantung pada komunitas lokal,” kata Dosen Magister Pariwisata Budaya dan Keagamaan itu kepada wacanabali.com pada Rabu (3/4/24).

Dosen Pariwisata Budaya dan Keagamaan UHN itu mengatakan upaya tersebut dapat menumbuhkan bisnis masyarakat lokal. Dengan begitu, akan menciptakan kepekaan terhadap persoalan lingkungan maupun terhadap persoalan sosial.

“Ketergantungan ini akan menumbuhkan bisnis masyarakat lokal yang peka dengan persoalan lingkungan dan persoalan sosial,” tambahnya

Baca Juga  Pariwisata Bali Butuh Genggaman "Si Tangan Dingin" 

Sementara itu, mengenai beragam permasalahan yang merusak wajah pariwisata Bali, diantaranya masalah sampah, kemacetan dan gangguan terhadap situasi keamanan dan ketertiban masyarakat, Dosen UHN itu menyebut sudah terlambat untuk dibenahi.

“Sekarang sudah terlambat untuk kembali ke awal,” sebutnya.

Lebih lanjut, dirinya menjelaskan kenapa kemudian sudah tidak bisa diperbaiki atau kembali ke model pariwisata awal.

“Wacana awal pariwisata budaya adalah menjadikan Bali sebagai destinasi yang berkelas, dengan wisatawan yang terbatas. Tetapi dalam perjalanan waktu, pemerintah terus membuka izin hotel sehingga mau tak mau ingin mengundang wisatawan yang lebih banyak,” tuturnya.

“Akibatnya tak selektif, wisatawan banyak tetapi kelas turun, daya beli mereka rendah. Sehingga jual hotel dan lain-lain murah, akibatnya perlu tenaga kerja murah, akibatnya Bali kedatangan pencari kerja murah,” pungkasnya.

Baca Juga  Ketua GIPI Bali: Koster-Giri Lebih Paham Kondisi Pariwisata

Reporter: Yulius N