Denpasar – Deputi I Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan, Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa sebut pasokan pangan untuk Hari Raya Idul Fitri relatif aman.

Pihaknya menjelaskan, untuk harga bahan pokok kemungkinan mengalami peningkatan atau bahkan penurunan. Namun, perubahan harga rata-rata sesuai dengan acuan yang ditetapkan oleh pemerintah.

“Beras premium mengalami relaksasi mulai dari harga Rp13.900 hingga Rp14.900. Maka, semua ritel menjual di kisaran tersebut dari harga sebelumnya yang capai Rp18.000 bahkan Rp20.000,” ujar Astawa kepada Wacanabali.com, Senin (8/4/24).

Lebih lanjut, harga cabai merah disebutnya berpotensi mengalami penurunan harga hingga Rp35.000 per kilogram. Sedangkan, yang berpotensi mengalami kenaikan harga adalah daging ayam dan telur.

Baca Juga  Sekda Adi Arnawa Ajak Umat Muslim Perkokoh Persatuan dan Kesatuan

Pihaknya menyebut, kenaikan harga daging ayam disebabkan oleh harga pakan jagung yang mahal. Kendati demikian, ia juga menuturkan, kerap terjadi anomali harga daging ayam di tingkat peternak dan di pasaran.

“Karena di peternak harganya stabil di kisaran Rp17.000 hingga Rp23.000 namun di pasaran relatif melebihi harga acuan. Namun, posisi toleransi kenaikan harga sekitar 15-20 persen.” tandasnya.

Astawa mengimbau, masyarakat hindari panic buying atau belanja secara berlebihan saat lebaran. Sebab, hal tersebut akan berpengaruh terhadap kondisi harga barang di pasaran.

“Harga pasti sangat bergantung pada masyarakat. Tatkala masyarakat berbondong-bondong berbelanja, penjual otomatis akan menaikkan harga. Oleh karena itu kami juga berharap dan mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan panic buying,” pungkasnya.

Baca Juga  Bandara Ngurah Rai Prediksi Layani 1 Juta Penumpang Mudik Lebaran

Reporter: Komang Ari