Kritik Terbengkalainya Benteng Kedungcowek
Denpasar – Mahasiswa Program Doktor Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar Yulius Widi Nugroho suguhkan karya fotografi Benteng Kedungcowek untuk Ujian Hasil Tahap I (Ujian Tertutup) di Denpasar, Selasa (2/7/24).
Dalam hal ini, Yulius menyajikan karyanya dalam tajuk “Fotografi Puisi sebagai Kritik Sosial dan Pelestarian Benteng Kedungcowek” dengan metode yang disebutnya Fotuisi (Fotografi-Puisi).
Ia mengungkapkan, keprihatinan terhadap kondisi cagar budaya Kedungcowek di Surabaya menjadi inspirasi dalam proses kreatifnya yang kurang lebih dituntaskan dalam kurun waktu setahun.
“Benteng Kedungcowek ini terbengkalai dan terabaikan. Jadi, saya merasakan keresahan yang kemudian saya angkat melalui karya seni ini,” tutur Yulius.
Melalui perpaduan fotografi dan puisi tersebut, dirinya berhasil menelurkan 20 karya yang diharapkan dapat menjadi wadah untuk menggali potensi seni khususnya dalam menyampaikan kritik sosial.
“Barangkali saja benteng ini bisa lebih diberdayakan seperti menjadi destinasi wisata, misalnya,” tandasnya.
Senada dengan hal itu, seniman berdarah Ubud Shri Yogi Lestari mengapresiasi pameran milik Yulius tersebut. Menurutnya, kritik sosial terhadap pelestarian cagar budaya tersebut juga dapat diterapkan untuk sejumlah tempat yang ada di Bali.
Reporter: Komang Ari
Tinggalkan Balasan