Badung – Munculnya kembali wacana pengembangan wisata halal di Bali menuai penolakan. Salah satunya, datang dari Bendesa Adat Canggu Wayan Suarsana.

Pihaknya menilai, pariwisata halal tidak sejalan dengan konsep pariwisata berbasis budaya yang selama ini diterapkan.

“Kami selaku prajuru Desa Adat Canggu secara tegas menolak dibukanya kembali wacana pariwisata halal di Bali. Biarkan daerah Bali dengan pariwisatanya yang berbasis adat dan budaya,” ujarnya, Jumat (1/10/24).

Namun, pihaknya tak menampik jika ke depan pariwisata Bali harus terus berbenah, terutama dalam hal manajemen.

“kita harus berbenah, manajemennya harus berbasis modern dan pakemnya dengan pariwisata budaya,” sambungnya.

Seperti diketahui, isu ini telah mencuat sejak beberapa tahun silam, terutama di tahun 2019 saat disinggung kembali oleh Eks Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf), Sandiaga Uno.

Baca Juga  JMW: Stop Wacana Pariwisata Halal di Bali !

Namun, di tahun 2020, Sandiaga Uno menyatakan wacana tersebut resmi usai pascaramainya kontroversi di masyarakat. Pihaknya mengaku sepakat dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali untuk berfokus pada pengembangan pariwisata Bali yang berbasis budaya.

Isu ini kembali diperbincangkan usai Wakil Menteri Pariwisata Ni Luh Enik Ermawati menyatakan ada kemungkinan wisata halal di Bali terus dilanjutkan. “So far, belum ada pembahasan untuk tidak melanjutkan (wisata halal Bali),” kata perempuan yang akrab disapa Ni Luh Puspa dilansir Tempo, Rabu 30 Oktober 2024.

Reporter: Komang Ari
Editor: Ady Irawan