Denpasar – Ketua Kesatuan Perempuan Partai Golkar Provinsi Bali Gusti Ayu Putu Ardaba Kory mengaku optimis muncul figur-figur perempuan dalam Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Bali 27 November 2024.

Kendati demikian dirinya menyebutkan, diperlukan kesadaran semua pihak untuk mendorong lebih banyak perempuan untuk berkecimpung di ranah politik.

“Kita tetap optimis, hanya saja kita harapkan juga dari berbagai pengusung baik itu parpol kalau ada yang memiliki potensi, berkenan dan settle-lah untuk calon kepala daerah saya harapkan jangan ada potong-memotong nantinya,” sentilnya saat diwawancarai Wacanabali.com di Denpasar, Sabtu (20/4/24).

Lebih lanjut, ia mengungkapkan, pentingnya dukungan partai politik untuk secara serius memberikan pendidikan politik bagi perempuan.

Baca Juga  Menparekraf Tegaskan SPA Masuk Kategori Kesehatan

“Karena kan kita udah siap dari bawah tapi dipotong-potong (kesempatannya, red), direkomendasi tiba-tiba nggak ada. Saya harapkan sih kolaboratif di sini kompetisinya,” sambungnya lagi.

Ia menilai, rendahnya angka partisipasi perempuan dalam politik disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk keberadaan sistem patriarki. Maka, tak jarang akses yang dimiliki perempuan untuk terjun ke politik cenderung lebih terbatas.

“Karena adanya sistem patriarki, biasanya ruang geraknya terbatas karena harus ada izin dari keluarga atau kalau sudah menikah ada izin dari suami. Padahal mungkin dia potensial namun kerap tidak memiliki akses,” imbuhnya.

Menurutnya, representasi figur perempuan sangat diperlukan guna melahirkan lebih banyak kebijakan yang mendukung kebutuhan perempuan berbasis pengalaman. Seperti, kebutuhan akan cuti menstruasi, cuti hamil yang hanya dialami oleh sesama perempuan.

Baca Juga  Potensi UMKM Kreatif di Bali, Tantowi: Harus Terkoneksi ke Pasar Global

Ke depan, untuk mendorong lebih banyak perempuan di dunia politik, kata Ardaba Kory diperlukan kesadaran kolektif.

“Semoga terbuka pikiran semua unsur memberikan akses kepada figur perempuan, sometimes (kadang-kadang, red) dia punya potensi tapi kalau lingkungannya tidak memberikan akses kan susah juga. Jadi, perlu support (dukungan, red) dari orang-orang terdekat, yang kedua harus ada keinginan dari perempuan tersebut, kemudian perempuan juga wajib mengetahui motivasi dirinya untuk berjuang,” pungkas Ardaba Kory.

Reporter: Komang Ary

Editor: Ngurah Dibia